Selamat Milad, Mama. Hari ini tiada yang pantas kupersembahkan selain doa dan tulisan ini. Untuk seorang malaikat yang rendah hati. Untuk seorang bidadari yang bersahaja namun cantik hatinya.
Disaat hatimu resah, kembali kau teringat kepada kami. Anak - anakmu yang tengah berjuang menjemput sukses. Kembali lagi kami disapa oleh lambaian rindu dan bisikan doa. Sesuatu yang kami rindukan saat beranjak. Kembali lagi kami merasakan seruan semangat. Dari suara telepon di seberang sana. Selalu ada cerita yang terlontarkan. Bahkan tak jarang pula terdengar tangis yang tertahan.
Maaf atas segala khilaf yang pernah tercipta. Maaf atas segala kekurangan yang pernah ada. Maaf atas perlakuan kasar yang sempat hadir. Maaf atas ketidaknyamanan saat kami memberontak. Maaf atas segala hal yang membuat mu susah.
Terima kasih atas doa di sepertiga malammu. Terima kasih sudah menopang saat kami tumbang. Terima kasih atas masakan yang selalu nikmat di setiap saat. Terima kasih sudah menjadi rumah untuk kami berlindung. Terima kasih sudah setia menunggu sampai kaki kami menginjak teras rumah. Terima kasih atas kasih sayang yang tak henti. Terima kasih atas ilmu dan bimbingan untuk menjadi manusia yang beretika. Kepada Allah dan kepada sesama. Terima kasih sudah menjadi istri yang sempurna bagi ayah kami. Terima kasih sudah memperkenalkan kami dengan Allah. Terima kasih sudah menyimpan sepotong surga untuk kami.
Mama, tersenyumlah. Saat kami pulang nanti, pastikan senyum itu tetap indah dan tetap terukir setia untuk kami, para jagoanmu. Terima kasih untuk mu mama, sang pemilik pelukan sempurna.😌