Ada yang hampir setiap hari berpapasan, tapi tidak berdaya karena batasan. Ada juga yang hampir setiap saat saling pandang, tapi dia terkekang. Lalu, harus bagaimana?
Seperti itulah dirinya. Lucu rasanya bila dia seperti ingin menyapa tapi harus kalah dengan suasana. Seperti memanggilku lewat teriakan yang belum mampu dia suarakan. Anehnya, Saya menoleh. Seolah suara itu pun diterima entah masuk dari arah mana. Kita kemudian berada dalam satu tatap yang sama.
Dia merapat, menuju ketempat yang paling dekat. Percakapan sederhana menjadi alasan untuk bisa lebih lama bersama. Apapun menjadi bahan cerita, asal dia berada tepat disebelah raga. Anehnya, Saya tidak beranjak. Seperti asyik juga dengan perasaan yang bergejolak. Senyumku mungkin tidak bisa dia tebak, karena itu kubiarkan dia terjebak.
Sebentar saja, asal ada. Hari ini rindunya mungkin berhasil dia habiskan, itu berarti besok rindunya kembali dia ulang. Dia menjauh, bukan berarti sudah jenuh. Hanya karena hari ini cukup, katanya takut kalau harus terlalu lama gugup. Kubiarkan dia pergi, meski dalam hati, kuucapkan jangan lupa mampir lagi.
Setelahnya beranjak, hatiku makin sesak. Dia meninggalkan jejak, yang terpaksa harus ku buatkan sajak. Seru juga, setelah kehadirannya. Sebab akan ada banyak perasaan yang bisa ku tuangkan melalui sebuah pena. Tertulis indah, terangkai menjadi sebuah hadiah. Mungkin memang kata syukur bisa mewakili semuanya, karenanya akan selalu lahir karya-karya yang tidak kuduga sebelumnya.
Seperti katamu, cukup dulu untuk hari ini.
Lalu seperti judulku, setelah ini apa?
Sungguminasa, 03 Oktober 2019
Pukul 1.30 WITA
#Alifah Nurkhairina
Saya ikut hanyut dalam setiap baitnyaπ
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan berkoment. Alhamdulillah kalau sudah berhasil terbawa dalam suasana hehe semoga terhibur dan bisa menikmati tulisan tulisan saya yang lainnya, terima kasih sekali lagi, jangan bosan-bosan mampir dan berkoment yah :)
HapusAmpunnn... Sajak yang ditulis di keheningan malam lebih menusuk bak angin malam
BalasHapusWih ada alip pulu pulu haha, mantapki memang dek. Lancar tulisan kalau malam ka jam jam nya mi memang baper haha, btw makasih nah sudah berkunjung dan berkoment di blog ku haha, sering -sering nah :)
HapusAuto jadi polower setia aku. Keren sangad
BalasHapusHaha makasih atas apresiasinya, unknown. Sekali sekali pake akun pribadi nah supaya bisa saling kenal :)
Hapusduhhduhh kk inaa... udah dikomen nih kak, jgn lupa acc+ kak wkwkk
BalasHapusWaduh waduhh bahaya ini haha, iya acc+ kalau sdh mi ditanya tanya toh hehe. Btw makasih sdh komen, unknown. Sekali sekali pake akun pribadi yah supaya bisa saling kenal hehe
HapusJadi harus aku bagaimana kalau ini terjadi kak? Hhha
BalasHapusHaha, pertama. Harus kau tau dlu dimana posisimu. Yg menunggu atau yg ditunggu. Kedua, jalankan peranmu. Lalu nikmati. Ketiga, banyak banyak minta kemudahan supaya dia lebih cepat peka. Itu dri saya. Karena teori memang lebih mudah daripada praktek hehe. Btw salam kenal, unknown. Makasih sudah berkomen :)
HapusMenakjubkan, walaupun sy tidak pernah merasakan, tapi hato terasa tertusuk-tusuk oleh tiap kata ini. Manis dan pahitnya sungguh terasa.
BalasHapusAsik asik, sdh berhasil ikut merasakan di hehe. Btw makasih yah sdh komen dek. Salam sama hamsternya :)
HapusCendol gan...
BalasHapusKatanya kalau komentar bgitu, berarti anak anak blogger tempo doeloe hehe
BalasHapusSenang rasanya melihat masih ada orang-orang yang menuliskan isi hati melaluo blog di jaman sekarang. Tetap semangat inoi, mengabadilah dengan tulisanmu ��
BalasHapusIlaaaa, terima kasih banyak atas apresiasinya. Panutan penulisku dalam karya tulis ilmiah, semangat menulis dibidang masing masing :)
HapusKomen kak ina π
BalasHapusHaha makasihh yah diks π
HapusKomen kak ina π
BalasHapusWahaha sampai double gitu komentnya haha, btw makasih yah dikss :)
HapusCara komen gmna!1!
BalasHapusIni udh koment hehe, btw makasih yah sdh mau koment dan mampir, unknown hehe :)
HapusWow menarikkk
BalasHapusMakasihh kaka alfiah yang baik hati
Hapus