Aku mengenal seorang pria. Dia kini tepat berada dipulau yang berbeda dari rumahnya. Diawal keberangkatan tak ada sedikitpun ragu diwajahnya. Bahkan dia sangat senang ingin beranjak. Salam perpisahan pun mulai dilemparkannya. Ada sedikit haru yang hampirku tampakkan. Namun kusimpan bersama doaku saat itu juga "semoga sukses, Allah menjagamu :')"
Pesawat itu mulai menjauh dari kami. Membawa salah satu pemuda yang kami cintai. Melepasnya adalah sebuah keputusan bodoh yang harus kami jalani, Entah sampai kapan sampai dia benar-benar kembali.
Setelah lama merantau pemuda ini mulai sibuk dengan dunia barunya. Pemuda ini sudah mulai berpaling perhatiannya dari kami. Kami pun sedikit lega. setidaknya dia sudah nyaman dengan suasana baru dengan siapapun yang dia panggil teman disana. Pemandangan ini mulai tak kusuka. dia mulai lepas dari jangkauan. Meskipun begitu kubiarkan dahulu. mungkin saja memang ini sudah saatnya menghancurkan ego.
Berlama-lama disana, aku sudah mulai lelah dengan rindu. Entah bagaimana lagi caraku mengusirnya. Era modern membantuku walau hanya sedikit. Postingan foto yang kau pamerkan membuatku sedikit hilang resah. Kulihat kau begitu aktif bersosialisasi. Kau juga sering berjalan-jalan. Aku juga mendengar dari rekan-rekanmu kau adalah pemimpin yang bijak. Senang aku mendengarnya. Wah sungguh enak hidupmu disana. Seandainya kau bisa mengajakku kesana, aku juga ingin mengenal duniamu, hingga aku tau kenapa kau begitu asik disana. Tapi aku takut. Ternyata pulau jawa menawarkanmu berbagai keindahannya. Aku takut, kau mulai lupa Sulawesi. Aku takut kau mulai lupa pulang :( dan aku takut kau mulai lupa tujuan mu untuk hijrah kesana :(
Aku tidak mau kau lepas dari pantauanku. Kulakukan berbagai cara agar tak hilang jejakmu selama disana. Sampai suatu saat benar-benar saya mendapati sebuah tulisan yang engkau tayangkan. dan mulailah kubaca semua dengan perlahan.
Ternyata, Kak. Selama ini kau menangis. Selama ini duniamu menekanmu. Selama ini batinmu sendiri. Dari tulisanmu yang kubaca kau begitu rindu dengan kami keluargamu. Kau begitu berharap agar pulanglah menjadi satu-satunya jawaban atas lelahmu. Kau sangat pandai dalam menyembunyikan perasaanmu selama ini. Satu hal yang baru aku tau, ternyata rindu mu lebih besar. Tapi kau ahli dalam mengatasinya atau bahkan menyembunyikannya. Seperti yang kau bilang, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Belajarlah kak agar kau jadi manusia yang mulia. Belum terlambat kak, Belajarlah demi masa depanmu :)
Terima kasih kak, atas tulisanmu.
Mama selalu bilang kepada kita semua "menulislah, agar engkau dikenal"
Terima kasih atas petuah yang luar biasa.
Kau menjalankan peran mu dengan baik, Kak.
Terima kasih sudah menjadi inspirasi yang terbaik selama ini
Teruntuk kakakku tercinta.
Selamat berjuang Kak.
Salam hangat dari keluargamu disini. Sayang kami kepadamu menembus lapisan langit paling tinggi.
Untuk Kak Tomy Rahmatwijaya.