25 Februari 2017
Makassar, 03.15 WITA
Hari ini, tepat 2 dekade perjalananku. Menjelma menjadi gadis yang tumbuh dengan gaya hidup yang kuyakini tak semudah yang kukira. Sebagian kisah klasik hidup telah menerpaku. Mulai dari kisah keluarga yang mengharukan. Bagaimana ketika kami dipisahkan karena tuntutan dunia. Tentang pencarianku terhadap seorang sahabat yang sampai saat ini belum kutemukan dan tentang beberapa orang yang berhasil menciptakan hal yang menakjubkan, entah membuat suka maupun luka yang berkesan.
Diusia ini, aku sudah mulai beradaptasi tentang kejamnya dunia. Dan tak kala juga aku mudah terlena dengan hingar bingar di kehidupan fana. Sebenarnya aku masih terlalu belia untuk bermain didalamnya. Namun, menyerah bukan satu-satunya jawaban. Hari ini, masih banyak mimpi yang belum berani kukejar. Bukan, bukan karena aku pengecut. Ini karena aku masih ragu melangkah sendiri. Aku masih bingung mengambil keputusan saat ada dua pilihan yang berat. Aku memang belum berani. Hari ini, masih ada banyak harap yang berlabuh tinggi. Masih ada niat yang mesti diperbaiki. Namun langkah kaki masih terlalu kecil, belum mampu mengambil jarak yang penuh resiko. Dan masih, hari ini, aku belum berani.
Hari ini perlahan ku renungkan lagi, setelah 20 tahun sudah aku berdiri. Bilakah saya masih lemah, aku akan tumbuh jadi manusia yang tak berdaya. Dan jika hari ini masih aku berfikir seperti itu. Tak akan ku jumpai besok hari yang lebih menantang. Tak akan pernah ada petualangan baru yang mau berkawan denganku. Hari ini, diumur yang baru. Doa kupanjatkan kepada Rabbku. Agar kelak dia datangkan kebahagiaan untuk dunia dan akhiratku. Agar kelak Dia pertemukan ku dengan orang yang menyayangiku. Teruntuk Ayah dan Ibu, anak gadismu satu-satunya telah dewasa, kiranya jangan berhenti mendoakan. Karena segala suksesku berasal dari doamu yang tak pernah henti. Teruntuk saudara laki-lakiku. Jangan pernah berhenti berjuang. Seseorang akan bernilai jika dalam hidup mereka seimbang antara usaha dan doa. Jangan pernah berhenti. Sama-sama kita berjalan. Dan semoga kelak dihadirkan kepadaku, sesosok pemuda yang mampu menemaniku melangkah, sehingga tak ada lagi takut yang ku simpan sejak lama. Sehingga lebih berani aku mengambil keputusan karena sarannya. Sehingga dialah satu-satunya alasan aku selalu bersyukur karena kelembutan hatinya. Dan tak ada lagi alasan untukku mengeluh, karena dialah satu-satunya tempat pulang yang setia menanti.
Semoga aku menjumpaimu diwaktu yang indah.
Dan terima kasih untuk kalian yang berkontribusi dihidupku selama ini :)