Selasa, 06 Januari 2015

Saha-But? Mungkin?

Tak bisa terpungkiri. Tak bisa lagi terbendung. Saat itulah ku biarkan butiran air berharga mengalir melintasi kedua pipiku. Sambil menatap mu yang berada beberapa meter dariku. Mataku terfokus kepada gerak-gerikmu. Ya Tuhan, aku sedih sekali melihat pemandangan seperti itu. Lalu kupalingkan wajahku dan berusaha menyembunyikan piluku seakan-akan tak terjadi apapun.

Selalu terbesit tanya dalam hati, masih adakah aku dalam hatimu? masih dibutuhkan kah sosokku dalam hidupmu? dan selalu juga terbesit jawaban "iya,masih" dalam hatiku agar semuanya stabil. Awalnya, mereka bilang tidak ada yang spesial. Namun, selalu ada resah. Takut kehilangan, entah mengapa.

Siang itu, di bawah sejuknya pohon rindang, kuliat canda tawa yang kalian ciptakan. Aku terduduk di sisi sudut sekolah ku perhatikan 'dia' ini pandai sekali membuatmu tersenyum yah. Lalu untuk kesekian kalinya aku berbicara lagi dalam hati, "kapan aku ada disana? duduk berdua bersamamu lalu bercerita hal konyol 'lagi' tanpa ada yang mengganggu? tanpa ada si 'dia'?"

Mungkin kau sudah bosan bersamaku. Mungkin kau butuh sosok baru untuk melukis pelangi bersamamu. Mungkin kau tak mau diganggu. Ketahuilah sobat aku hanya ingin kau yang dulu, aku egois yah? maaf mungkin ini salah satu faktor sehingga kau menjauh.

Kalian kompak, kalian 'klik' dalam hal apapun, dan aku bisa apa? Mungkin aku harus beranjak pergi? Tidakk, itu bukan pilihan yang tepat karena saya masih ingin kau terlibat dalam lika-liku hidupku meski kau tak menginginkannya. Oh atau mungkin aku harus berhenti berharap? karena aku tau hal-hal apapun yang kulakukan selalu salah dimatamu. Aku berbicarapun, kini kau sudah acuh tak acuh bagaimana mau berbagi cerita?miriss, tapi ku mohon jangan pergi.

Ini terdengar sangat lebay. Memang cuman aku disini yang selalu melebih-lebihkan keadaan. Kuingat saat-saat dimana ku paling suka membuatmu marah karena tingkahku. Karena itu salah satunya cara untuk mencuri perhatian darimu yang aku rindukan.hihi

Tiba-tiba lamunanku terhenti saat ada yang menyentuhku dari arah belakang. Senang sekali aku kira itu kau? karena cuma kamu yang bersikap seperti ini kepadaku. Aku berbalik, dengan wajah senang dan penuh harapan. Namun yang kulihat bukan kamu, ternyata temanku yang lain. Ohya aku lupa kamu kan masih nyaman di sana tepat dibawah pohon bersama si 'dia'. Aku beranjak, langkah demi langkah selalu ada doa, jangan hilangkan aku dari ingatan dan hatimu, dan jangan pernah pergi dari hidupku sobat......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar