Minggu, 25 Februari 2018

21: Hadiah Dariku~

Menuju 21. Seperti tahun lalu, tahun ini Saya akan mengapresiasi diriku sendiri. Mungkin bisa dikatakan sebagai kado dari Saya untuk diriku. Hanya sebuah review tentang saya yang lalu, saya jaman now dan saya kedepannya. Tentang beberapa perilaku dan kebiasaan yang belakangan ini kuperhatikan. Ada beberapa poin penting yang Saya sorot untuk menjadi lebih baik kedepannya.

Dimulai dari perubahan penampilan
Yah keputusan yang Saya ambil ini memang sangat berisiko. Saya juga bingung ini keputusan yang terlalu cepat atau malah sebaliknya. Aku tahu diriku. Seseorang yang dilema luar biasa dan bisa terubah prinsipnya kapan saja. Perlahan kuubah penampilanku. Sekarang memilih untuk memakai rok. Awalnya sangat sulit ku jalani, tapi Saya sangat ingin membuktikan apakah pepatah "Alah bisa karena biasa" itu benar adanya. Setelah terbiasa menanggalkan celana, saya mulai mengenakan jilbab yang cukup syar'i. Yah setidaknya lumayan panjang dan menutupi dada. Banyak teman yang sepertinya tidak terima, karena sebelumnya saya memang dikenal sebagai perempuan yang tomboi (tapi ini menurut pendapat saya lebih tepatnya hehe) Seolah-olah tidak percaya, dan ketahuilah saya juga. Namun, ini sudah konsekuensi sebagai Hamba Allah. Tak ada yang perlu disesalkan. Dan inilah Saya yang terbaru, yang mencoba untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mohon do'anya :)

Menjadi pribadi yang sedikit calm
Aduh untuk yang satu ini Saya belum mampu menjamin seutuhnya. Berangkat dari kepribadian yang sesungguhnya memang sangat aktif, mungkin untuk perubahan ini saya perlu waktu yang cukup lama. Namun, Saya pernah membaca bahwa jika kita berniat dan berusaha untuk memperbaiki diri, maka Allah pun akan membantu kita. Ya sudah, perlahan namun pasti hehe. Tapi kalau kalian mendapati saya masih dengan sikap lama saya, mohon dimaklumi, Saya mah gitu. suka khilaf hehe

Membatasi pergaulan terhadap lawan jenis.
Sama halnya seperti diatas, mungkin ini juga salah satu hal yang harus diperbaiki. Yah Saya pun termasuk perempuan yang lebih menyenangi bergaul dengan kaum Adam, karena ada beberapa alasan yang sudah saya jelaskan pada postingan saya sebelumnya Mengapa saya lebih senang bergaul dengan kaum Adam Hal yang ingin kuubah dari point ini adalah membatasi berkomunikasi yang berlebihan dengan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung dan juga membatasi jam bermain dengan mereka. Ada pula yang selama ini ingin sekali kuterapkan yaitu tidak bersentuhan kulit dengan mereka contohnya bersalaman. Maaf, Saya pernah membaca bahwa jika Lelaki menyentuh seseorang yang belum halal baginya, maka ditusuk jarum yang panas lebih baik daripada itu. Wahai lelaki, mari kita saling bantu dalam mencari Ridha-Nya :)

Lebih selektif memilih kegiatan kampus/non kampus.
Mungkin ada yang bilang bahwa saya ini mahasiswa apatis? Mahasiswa "kupu-kupu"? Mungkin ada yang berprasangka bahwa saya ini tak cinta dengan sesuatu yang berbau keorganisasian. Jika Anda yang sedang membaca tulisan ini adalah salah satu orangnya, kurasa kita harus bertemu dan merayakannya karena kita memang sepaham tentang hal ini. Entah mengapa, memasuki dunia perkuliahan membuat saya semakin acuh terhadap sentuhan organisasi. Padahal waktu SMA saya termasuk siswa yang aktif berorganisasi (Paskib, MPK Sekolah dan Remaja Mesjid). Tapi, jangan pernah kau memaki mahasiswa macam saya ini. Kau tidak pernah tau apa yang ada dipikiran mereka. Bisa jadi ternyata mereka pulang lebih awal karena mereka milih untuk menemami orang tuanya, memilih untuk berkegiatan diluar, memilih untuk mencari penghasilan agar tetap bisa bersekolah, ataupun memilih untuk mencari kegiatan yang bisa menambah amal. Sepertinya halnya kalian yang nyaman bernyanyi-nyanyi di depan lembaga atau hanya sekedar bercakap-cakap didepan segelas kopi? Mereka juga punya nyaman sendiri yang mungkin saja tidak mereka dapatkan di kampus. Maka sekali lagi jangan pernah maki mereka, Jangan pernah!

Memaksimalkan masa muda untuk hal yang bernilai ibadah dan positif
Setelah mencoba lebih mendalami Agama Islam, ternyata masih banyak hal sia-sia yang masih kusenangi. Contohnya saja menghabiskan masa muda dengan hal yang tak bernilai ibadah. Terlebih lagi Saya masih sering tergoda untuk bisa main bulutangkis. Yah, hobby bahkan cita-citaku dari kecil. Sampai-sampai Saya nekat untuk bergabung di salah satu club badminton yang menurutku cukup terkenal (ICLI Gowata) pada saat kelas 6 SD, dan sendiri :') Dan sekarang saya kembali lagi akrab dengan kegiatan ini, Ya Allah ingin rasanya main kembali, apalagi ada kesempatan. Tapi selalu saja ada bisikan, TAHAN! Jangan sampai Tuhanmu marah dan tidak meridhoi langkahmu. Satu kata penyemangat jika Saya mulai terlena dengan dunia ini, yaitu "Tahan Ina, pilih mana? Main badminton didunia atau Surga? Memang belum ada jaminan Surga bisa ku raih, tapi dengan meninggalkan sedikit kegiatan yang tak berguna mungkin ada hadiah yang lebih baik. Kejar Ridho-Nya semoga Allah memang telah membuatkanmu sesuatu yang telah dijanjikan untuk Hamba-Nya yang mampu istiqomah. Kata Ridho ini selalu saja kusebut pada postingan ini, karena Ridho Allah adalah tujuan dari semua amal perbuatan yang telah diusahakan. Jadi untuk teman-teman maupun kakak-kakak yang sering bertanya kenapa jarang main badminton lagi? Inimi jawabannya, semoga kalian mengerti :') Karena katanya dihari akhir kelak kita akan ditanyai tentang bagaimana kita memanfaatkan waktu muda. Sayang, Saya baru menyadarinya sekarang, bahkan mungkin masih belum maksimal dalam memanfaatkannya, Ya Allah kuharap engkau tidak berhenti me-Ridhai setiap langkahku.

Lebih sering menghabiskan panjang waktu dengan keluarga. 
Ini mungkin perubahan yang paling jelas yang saya perhatikan. Entah mengapa Saya lebih sering mengusahakan selama tidak ada sesuatu yang harus kukerjakan diluar rumah, Saya harus pulang. Dirumah, Saya mungkin tidak bisa berproduktif. Saya tidak bisa bersenang dengan kalian yang berada di lembaga-lembaga yang 'katanya' siap mengabdi untuk masyarakat. Namun, mereka terkadang lupa bahwa dirumah ada keluarga yang memanggil untuk 'dijamah'. Aduh atau mungkin Saya yang terlalu bermasa bodoh dengan kebersamaan bersama teman. Tapi, sebagai makhluk sosial Saya pun memiliki beberapa teman yang masih terjalin baik denganku. Yang mungkin apresiasi buat teman-temanku ini karena mereka sangat memaklumi ketika Saya mengatakan tidak untuk saat ini setiap ajakan yang mereka ajukan kepada Saya. Dan Saya pula sangat menghargai mereka.

Mungkin 4 point diatas adalah bagian besar yang ingin saya ubah dan tentunya masih banyak lagi yang tidak bisa Saya sebutkan semuanya. Saya selalu berdoa agar terupgrade menjadi insan yang Hablumminallah dan Hablumminannas nya berjalan dengan baik. Semoga lingkunganku bisa membantuku mewujudkannya.

Selamat, diri. Hari ini kau sudah bernafas selama 21 tahun. Itu maksudnya jatah hidup telah berkurang. Langkah selanjutnya hanya niat, usaha dan Ridho dari Rabbmu. Teruslah berjalan lebih dekat dengan Allah. Jangan pernah lelah untuk menggapai Ridho-Nya. Ya Allah semoga tulisan ini bermanfaat untuk mereka yang membacanya, Aamiin. Ayok bersemangat untuk menjadi pribadi lebih baik, Karena duniaji ini, Akhirat selamanya. Mari saling mengingatkan. Bismillahirrahmanirrahim, Selamat melangkah lagi..

Rumahku, 25 Februari 2018
Gowa, 24.00+1 WITA
Alifah Nurkhairina

7 komentar:

  1. Yakin dengan pilihan Alifah, in syaa Allah berkah. Maju terus :)

    BalasHapus
  2. 21 tahun? wow selamat! hehehe
    jalan masih panjang Insya Allah, masih banyak kesempatan mereguk masa muda, menambah pengalaman, memperluas jaringan dan tentu saja memperbanyak teman.

    mudah2an selalu ketemu dengan kegiatan yang positif, yang membuat diri terus berkembang.

    jangan lupa untuk terus menulis!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe Aamiin makasih kak atas petuahnya. Semoga Allah selalu melindungi dan me Ridhoi langkahnya. Aamiin. Insyaa Allah kak terus menulis ^^

      Hapus
  3. Wah semangat hijrahnya kak, batu sandungan pasti ada tapi bisa saja karena batu itulah kita jadi lebih sadar, semangat kakak😊😊

    BalasHapus