Gowa, 23.11 WITA
Sabtu, 14 Oktober 2017
Waktu itu aku tengah rehat. Dengan pandangan kosong. Sesekali ku palingkan wajahku kearah berlawanan, tapi tetap. Kosong. Dan begitu beberapa kali.
Waktu itu tengah malam. Sosokmu menjelma sebagai makhluk awam.
Kau memainkan gemarmu, mengambil alih perhatianku. Mata dan senyummu yang menyapaku sejuk.
Esoknya, aku masih hilang akal. Kubilang ingin mengenalmu lebih jauh.
Berbicara perihal mengagumi, hm kurasa sudah hal biasa dalam kalangan remaja. Apalagi yang dimabuk cinta. Saya seorang mahasiswa semester tengah. Menjadi pengagum rahasia itu suatu profesi yang cukup menantang. Kehidupan kampus yang cukup menggoda. Kenalkan, saya Seorang pengagum rahasia kelas akut.
Aku bertemu dengan seorang pria. Aku mengagumi dia semenjak pertemuan perdana. Tapi dia dingin. Lebih dingin dari apapun yang dingin. Berada di satu tempat yang sama tidak menjamin kami bisa dekat. Saya selalu mencuri kesempatan saat saya tak sengaja bertemu di jalan. Saya mencari kesempatan saat dari kejauhan pun sudah nampak tas yang sering di pakainya. Saya sering menatapnya tajam saat dia sedang beraktivitas. Tapi terkadang disaat bersamaan aku selalu tertawa melihatnya begitu, aduh kamu.
Tiba-tiba tak sengaja kita berada di satu jalan yang sama. Dari jauh sudah kupikirkan bagaimana tingkahku saat berpapasan, Bagaimana mimik wajah yang bagus ku tampilkan, atau atau aku harus senyum atau cuek? aaah aku terlalu takut, aku terlalu malu.
Kali ini kita bertatap muka. Kau memandangku biasa, tapi aku membalasnya luar biasa. Seperti yang kubilang, aku sedang berada dalam kesempatanku. Tapi kadang kala aku tak mau melihatmu. Bukan, bukan berarti aku tak mengindahkan kesempatan itu, hanya saja aku takut tak bisa menahan senangku saat di tatapmu. Aku takut lepas kendali.
Bertatap mata denganmu tak pernah aku rencanakan sebelumnya. Kau tau, tatapan biasamu itu mampu membuatku senang tak terkira hanya saja kau tak melihatnya, aku sengaja menyembunyikannya. Setelah kau berlalu, aku menoleh lagi, memperhatikan sisi lainmu lagi, cuman ingin menghabiskan kesempatan ini, setelah itu aku menoleh kembali, aku berteriak. Sekencang-kencangnya. didalam hati. Mungkin hatiku goncang. Kau pelakunya. kau harus tanggungjawab he he.
Aku suka diposisi ini. Bebas mengagumimu dari sudut manapun. Aku tidak mau kau tau. Kalau kau tau, habislah aku. Tetaplah begitu menjadi objek pandangku, Tak perlu khawatir, aku berusaha mendapatkan informasi keseharianmu tanpa mengganggumu. Dengan mengandalkan media sosial milikmu, Jangan bosan yah.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar