Senin, 11 November 2019

Serba-serbi Seminar Nasional Agrisociopreneur

Waktu itu, saya dapat pesan singkat dari teman lamaku. Katanya ada Seminar Nasional Agrisociopreneur di kampusnya. Diapun mengajakku agar ikut menjadi peserta dan langsung saja kuiyakan. Setelah berhasil terdaftar, Sayapun menanti hari itu tiba.

Kamis, 7 November 2019. Pukul 09.00 WITA saya sudah tiba di Aula Syeikh Yusuf Polbangtan Gowa meski dijadwal acaranya mulai pukul 08.00. Disambut langsung oleh panitia dan tentunya juga teman lamaku yang juga sedang menjabat sebagai Ketua BEM Polbangtan dengan senyum khasnya.

Sempat tidak percaya sebelumnya, karena kostum yang sangat berbeda dari peserta lainnya. Meskipun demikian Saya tetap masuk dan kamipun diarahkan duduk paling depan, bersama para delegasi-delegasi kampus yang sempat hadir juga.

Seperti biasa, acara dibuka dengan Aru' dan tarian. Menyambut kedatangan Direktur Polbangtan, Dr. Ir. Syaifuddin MP. Meskipun, Menteri Pertanian, Bapak Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H, M.H tidak sempat menghadiri acara karena ada agenda yang sama pentingnya, Maka kemudian Direktur Polbangtan menyampaikan sambutan dan membuka acara secara resmi.

Setelah itu, acara yang sebelumnya dipandu oleh MC Dirga Rinaldi kemudian diambil alih oleh Moderator yaitu Sabri Palutturi Tanatoa untuk memulai bincang-bincang bersama narasumber narasumber hebat dibidangnya masing-masing yang telah diagendakan mengisi acara yang sesuai dengan Tema Menumbuhkan Jiwa Agripreneur sebagai Penggerak Ekonomi Bangsa di Era 4.0



PEMATERI I (DANU SOFWAN)

Kak Danu Sofwan, akrab disapa dengan panggilan Kak Danu atau lebih terkenalnya lagi dengan sapaan Raja Cendol. Jelas saja, berkat hasil usahanya dalam merintis bisnis "Randol" (Raja Cendol) mampu mengubah hidupnya.

Dahulu, dia adalah seorang yang kaya raya. Ingin belanja ini itu tinggal minta. Tidak ada kata resah, apapun bisa dimilikinya.

Rupanya betul roda kehidupan itu berputar. Singkat cerita, orangtuanya bangkrut. Hidup yang mewah tiba-tiba hilang menjadi sengsara. Setelah bangkrut, dua tahun kemudian sang Ayah meninggal dunia. Disinilah kak Danu, berada dititik terlemahnya. Melihat hal ini, Kak Danu tersentuh. Harta yang semakin hari semakin habis, memaksanya untuk harus bangkit kembali.

Beliau mencari cara untuk mendapatkan rupiah. Mulai dari ngamen sampai jadi kuli bangunan. Merasa tidak ada perubahan, beliau mencari cara agar mendapatkan rupiah lebih cepat. Tibalah dia pada ide membuat Cendol dengan berbagai rasa. Kenapa cendol? Karena dia ingin menjual produk asli Indonesia, katanya. Cendol itupun dikreasikan dengan berbagai rasa dan dikemas cantik untuk menarik perhatian. Singkat cerita, banyak yang suka. Outlet pun mulai tersebar di seluruh Indonesia. Puluhan bahkan ratusan. Kini kejayaan itu mulai kembali terasa. Selain sukses menjadi "Raja Cendol", Kak Danu juga menjadi penulis buku dengan judul "Madesu" yang pada saat itu tidak sempat menjelaskan lebih detail terkait isi bukunya.

Membawakan materi dengan sangat santai, namun tetap berisi. Membuat para peserta merasa senang dengan kisah hidupnya. Tak jarang juga kak Danu mengeluarkan lelucon untuk mencairkan suasana. Setelah itu, kami diberi kesempatan untuk bertanya.

PEMATERI II (MELODY NURRAMDANY LAKSANI)

Kak Melody Laksani atau yang lebih kita kenal sebagai Melody JKT48 ini ternyata adalah seorang Duta Kerjasama Bidang Pertanian dan Pangan ASEAN-Jepang. Berangkat dari latarbelakang Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, membuatnya semakin mantap untuk mengabdikan diri dibidang Pertanian.

Setelah terpilih menjadi Duta Kerjasama bidang Pertanian dan Pangan ASEAN-Jepang, beliau berkesempatan untuk mengunjungi beberapa Negara ASEAN untuk menjalankan misinya dengan membawa pulang berbagai macam pengalaman dan ilmu tentunya. Hal inilah yang kemudian disampaikan pada Seminar Nasional Agrisociopreneur.

Sebelumnya, Kak Melody ini juga memutuskan untuk berhenti menjadi anggota dari JKT48. Lalu memilih untuk menjadi GM dari JKT48 sebagai bukti cintanya terhadap JKT48 yang telah membesarkan namanya.

Terlepas dari semua itu, Saya pribadi menangkap ada satu point penting yang paling berkesan dari kak Melody saat menjadi narasumber di Seminar Nasional tersebut. Yaitu, saat hendak closing statement, para peserta seminar kemudian meriuhkan permintaan agar Kak Melody memberikan sedikit penampilannya menyanyikan lagu JKT48. Maksudnya mungkin untuk sekedar melepas rindu dari fans terhadap JKT48 yang akhir-akhir ini sudah jarang muncul didunia hiburan tanah air.

Namun, berbeda dengan mantan penyanyi lainnya, Kak Melody menolak. Sempat kecewa karena hal tersebut, tapi terobati saat beliau menjelaskan alasannya. Kira-kira seperti ini pernyataannya

"Saya sudah menikah, untuk menampilkan diri dengan bernyanyi disini, rasa-rasanya Saya tidak berani, karena Saya menjaga nama baik suami"

Kurang lebih seperti itu intinya (dengan kata-kata yang telah kuubah kedalam versiku)

Tiba-tiba Saya kaget dengan alasan yang begitu luar biasa. Memiliki peluang untuk kembali berjelajah kemasa lalu dengan mencoba menyanyikan lagu kenangan, tidak menggoyahkan citranya sebagai (mantan) penyanyi dan sebagai istri yang tetap mengabdi pada suami. Dan Saya takjub.

Semoga kak Melody diberkahi segala kebaikan terhadap diri dan keluarga kecil. Semoga rezki yang datang dengan berkah dan dari arah yang tak terduga. Semangat kak untuk tugas mulia yang saat ini diemban. Dengan niat tulusmu, kuyakin Indonesia mampu unggul dalam Pertanian, Semangat mengabdi kepada Suami dan kepada Negeri.

Terima kasih kak sudah diberi kesempatan untuk berdialog langsung dengan Kak Melody melalui sebuah pertanyaan. Semoga segala inspirasi tertular juga kepada kami pada umumnya dan Saya pada khususnya.

Teruntuk, BEM Polbangtan. Terima kasih atas pengadaan Seminar Nasionalnya. Tak hanya sertifikat, seminar kit, lunch dan snack yang dibawa pulang, Ilmu dan pengalaman juga ikut serta. Semoga akan ada lagi seminar-seminar yang lebih keren tentunya.

Perjalanan hari itu ditutup dengan jalan jalan sore menyusuri Kampus Polbangtan Gowa. Perjalanan yang diluar agenda, tapi sudah lama di niatkan. Akhirnya bisa terwujud juga. Berkesempatan berjelajah melihat apa-apa saja fasilitas yang ada. Tibalah senja, mengharuskan kita menyudahi semuanya. Padahal belum lelah, tapi apalah daya. Meski belum puas, tapi kita harus kembali ke masing-masing aktivitas.

Terima kasih atas semuanya.....

(Dokumentasi pribadi belum terupload, karena dokumentasi hanya bersumber dari panitia pelaksana)


"Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca"
#Alifah Nurkhairina
ditulis Senin, 11/11/2019 pukul 21.19 WITA

Kamis, 03 Oktober 2019

Setelah ini apa?

Ada yang hampir setiap hari berpapasan, tapi tidak berdaya karena batasan. Ada juga yang hampir setiap saat saling pandang, tapi dia terkekang. Lalu, harus bagaimana?

Seperti itulah dirinya. Lucu rasanya bila dia seperti ingin menyapa tapi harus kalah dengan suasana. Seperti memanggilku lewat teriakan yang belum mampu dia suarakan. Anehnya, Saya menoleh. Seolah suara itu pun diterima entah masuk dari arah mana. Kita kemudian berada dalam satu tatap yang sama.

Dia merapat, menuju ketempat yang paling dekat. Percakapan sederhana menjadi alasan untuk bisa lebih lama bersama. Apapun menjadi bahan cerita, asal dia berada tepat disebelah raga. Anehnya, Saya tidak beranjak. Seperti asyik juga dengan perasaan yang bergejolak. Senyumku mungkin tidak bisa dia tebak, karena itu kubiarkan dia terjebak.

Sebentar saja, asal ada. Hari ini rindunya mungkin berhasil dia habiskan, itu berarti besok rindunya kembali dia ulang. Dia menjauh, bukan berarti sudah jenuh. Hanya karena hari ini cukup, katanya takut kalau harus terlalu lama gugup. Kubiarkan dia pergi, meski dalam hati, kuucapkan jangan lupa mampir lagi.

Setelahnya beranjak, hatiku makin sesak. Dia meninggalkan jejak, yang terpaksa harus ku buatkan sajak. Seru juga, setelah kehadirannya. Sebab akan ada banyak perasaan yang bisa ku tuangkan melalui sebuah pena. Tertulis indah, terangkai menjadi sebuah hadiah. Mungkin memang kata syukur bisa mewakili semuanya, karenanya akan selalu lahir karya-karya yang tidak kuduga sebelumnya.

Seperti katamu, cukup dulu untuk hari ini.
Lalu seperti judulku, setelah ini apa?



Sungguminasa, 03 Oktober 2019
Pukul 1.30 WITA
#Alifah Nurkhairina

Rabu, 24 April 2019

Praktek Lapang Terpadu: Resah yang seru

(Cobalah membaca ini sambil memutar lagu Tulus/Glen Fredly - Adu Rayu)

Malam ini bersama lantunan lagu dari tulus dan beberapa lagu yang sempat terdengar saat dibus kala itu masih kuingat jelas, menemaniku berjelajah kembali ke moment-moment beberapa hari yang lalu, Langsung saja, dari sini. kuceritakan sebuah perjalanan singkat yang kenangannya cukup menggangguku akhir-akhir ini...




Jauh hari sebelum melanjutkan amanah ini, ada satu hal yang membuatku resah. Semester ini adalah waktu dimana praktek lapang harus diadakan dan kuberanikan untuk tetap melanjutkan, bersama orang-orang yang siap membantuku, kuharap. Bismillah, lalu terucap.

Setelah tiba hari yang dinanti. Kami dari Dasar-dasar Agronomi dan Agroklimatologi "dipaksa" untuk bekerja sama dalam menyukseskan praktek lapang katanya. Kamipun mencoba menyatukan pendapat dan membunuh ego tentunya. Meski sebelumnya sempat resah dan hampir putus asa, namun ternyata hasrat untuk merealisasikan praklap ini begitu bergelora.

Segala persiapan telah coba dimatangkan. Rapat-evaluasi-komunikasi-dan ikatan batin kita eratkan, kita gencarkan untuk meminimalisir segala kemungkinan terburuk yang sepertinya berpeluang terjadi. Antar surat perizinan, sosialisasi kepada praktikan sampai perdebatan dalam grup whatsapp yang sempat menyita perhatian, Alhamdulillah, bisa kami tanggalkan.

Membagi dua gelombang, adalah keputusan yang cukup berat. Disatu sisi, kami terkendala dengan situasi dan kondisi disisi lain tidak ada niat untuk mengecewakan adik-adik praktikan dengan memisahkan mereka menjadi dua bagian. Yang katanya cerita praklap ini kurang seru nantinya. Ah, kami mulai bingung. Tapi tetap, kami tidak bisa memaksakan kehendak. Kembali, mencari jalan terbaik untuk meminimalisir kemungkinan terburuk. Akhirnya...

Kami berangkat dua gelombang. Gelombang pertama Tanggal 12-14 April 2019 dengan membawa 154 orang praktikan dan Gelombang kedua 19-21 April 2019 dengan membawa 142 orang praktikan di dua lokasi, Pinrang (Tiroang dan Malimpung) dan Sidrap (Lanrang). Tak lupa juga dari asisten Dasar-dasar Agronomi berjumlah 20 orang dan asisten Agroklimatologi berjumlah 16 orang.


Dokumentasi foto asisten DDA dan Agroklimatologi gelombang 1
-wajah-wajah yang kalian temui saat asistensi-




Foto bersama asisten dan dosen matakuliah


Kami berkumpul di Gedung Teaching Industry Universitas Hasanuddin pukul 19.00 hari jumat. Berangkat bersama dengan harapan akan kembali membawa pulang kenangan nantinya. Berdoa sebelum memulai perjalanan tak luput kami lambungkan kepada Tuhan, agar perjalanan ini berjalan sesuai harapan. Tiga bus biru besar siap membawa kami berjelajah selama kurang lebih dua hari 2 malam. Lantunan musik dan beberapa orang yang coba mengabadikan moment ini melalui telpon genggam mereka, menjadi teman perjalanan kami. Membagikan beberapa video singkat untuk dijadikan kenangan atau hanya sekedar berbagi kabar. Tak hanya itu, beberapa percakapan singkat dan kejadian-kejadian yang tak bisa dilupakan menjadi cerita yang bisa kami bawa pulang saat bertemu di kampus. Dan tak sedikit pula yang memutuskan untuk menutup mata, karena mungkin siang tadi dia lelah menyelesaikan tugas dan asistensi. Malam itu, terasa hangat bersama kawan-kawan yang hebat.

Tibalah kami, sekitar pukul 02.00 dini hari.

Kami disambut oleh kak Asma. Kakak yang dengan ikhlasnya membantu kami mencarikan penginapan dan juga konsumsi untuk dua hari kedepan. Praktikan lalu masuk kerumah singgah mereka, dan kamipun terlelap.

Foto bersama asisten Dasar-dasar Agronomi dan Pak Mollah

Esoknya, tepatnya hari sabtu. Sang fajar tiba-tiba muncul, memaksa kami segera bangkit dari tidur. Pagi itu kami telah siap. Sekitar pukul 08.00 kami bergegas menuju ke lokasi praktek lapang DDA (Dasar-dasar Agronomi). Malimpung, tujuan kami. Disana kami disuguhkan hamparan lahan dengan berbagai varietas yang dikembangkan. Tak hanya ilmu, kamipun dipersilahkan membawa pulang hasil tanam mereka, seperti melon, semangka,cabai dan masih banyak yang lainnya. Meski terik matahari sempat mengganggu semangat kami, namun sekiranya melon segar bisa menjadi penawarnya hehe.

Setelah itu, kami beranjak menuju ke lokasi kedua. Lanrang, kami datang. Ini adalah lokasi praktek lapang Agroklimatologi. Dimana disana kita disuguhkan beberapa alat klimatologi yang masih berfungsi, contohnya panci evaporasi, aws, lysimeter, obs, helman, anemometer dan wind vane (mungkin hanya anak agroklimatologi yang mengerti hehe). Betul-betul kami diizinkan untuk bisa melihat langsung benda yang selama ini kami bicarakan hanya pada saat praktikum saja. Selepas itu, kami mengabadikan beberapa gambar. Berfoto bersama asisten, praktikan atau hanya sekedar memotret lanskap alam. Hanya untuk meninggalkan jejak, bahwa kami pernah ada disini.


Foto bersama praktikan kelompok 1


Foto random asisten dan praktikan

Kami pun pulang. Senja menemani perjalanan kami. Dia terlihat berseri meski sempat ada awan hitam menghantui. Sesampainya dipenginapan kami berpisah. Menuju ke kesibukan masing-masing. Membersihkan diri lalu menunaikan sholat magrib. Setelah itu pukul 20.00 kami berkumpul kembali untuk evaluasi dan bercerita tentang hari ini.

Setelah evaluasi materi, praktikan kami pulangkan kembali. Untuk beristirahat dan memulihkan diri. Sedangkan kami para asisten, rapat dan evaluasi kembali, agar esok akan lebih baik. Mengoreksi kesalahan, berusaha membuat praktikan lebih nyaman. Setelah itu kami memberi juga kesempatan raga kami untuk mengisi kembali energi.



Foto beberapa asisten dan praktikan gelombang 2



Sebagian ole-ole melon

Tibalah hari minggu, untuk sebagian orang ini sangat ditunggu. Namun, bagiku ada sedikit pilu. Memang dari dulu saya tak berkawan baik dengan perpisahan. Selalu saja ada sesuatu yang belum bisa terlepas. Mungkin hampir belum ikhlas. Selalu ada kata yang berhasil kutulis dalam setiap perjalanan. Selalu ada harap yang sepertinya tak bisa terungkap.

Tentang tragedi susuberuang atau youC, tentang baper satu sama lain, atau bahkan tentang cinta lokasi yang sempat mewarnai, Belum lagi tentang fenomena mabuk bus yang kerap kali menghantui perjalanan kami, sehingga tidak jarang ada yang dengan ikhlasnya memuntahkan kembali sebagian isi perutnya. Moment-moment makan bersama dan dipaksa harus waspada karena seketika nasi yang ada dipiringmu tiba-tiba bertambah (ada seseorang dengan sengaja menambahkan tanpa izin sebelumnya). Suasana malam, yang hanya bisa dihangatkan dengan canda dan kerokan dari teman seadanya.

ah semua ini adalah hal-hal yang pastinya akan kami kenang nantinya. Namun sayang, pak supir sudah meminta kami bergegas naik ke busnya. Memaksa kami untuk tidak berlama-lama tenggelam dalam sedih yang berlarut.

Untukku pribadi, kusempatkan melihat semua hal-hal sekitar sebelum pulang. Melihat praktikan yang tengah asyik mengabadikan moment, menatap wajah lelah para asisten yang beberapa hari ini tenaga, waktu dan pikirannya terganggu untuk mengurus praktek lapang ini ataupun melihat pemandangan yang telah menjadi saksi bahwa kami pernah bersua disini. Lalu saya tersenyum dan berbicara dalam hati, bahwa ternyata saya sanggup. Bahwa ternyata jauh harapanku tentang praktek lapang ini bisa menjadi moment kita semakin kompak dalam segala hal. Alhamdulillah, berhasil mencipta rasa puas dan syukur yang tidak ada hentinya. Tentang bagaimana menciptakan kecerian disekitar kita kepada siapapun, apapun dan dimanapun. Saya percaya, bahagia itu sederhana, bahagia itu kita yang ciptakan.

Lalu saya mencoba perlahan melepas semuanya agar tidak ada lagi kisah yang tertinggal. Sepertinya memang sulit. Namun, kakiku harus kupaksa menginjak lantai bus itu, karena pak supir sudah semakin marah dan sudah tak sabar menutup pintu mobilnya. ditambah lagi suara klakson yang sudah begitu nyaring memakiku.

Hehehe..............

Cerita singkat ini mungkin hanya segelintir orang yang paham (mungkin lagi hanya mahasiswa agroteknologi yang mengerti). Namun, seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, Saya sering mengabadikannya menjadi sebuah tulisan. Mungkin sebagian orang ini terkesan berlebihan, tapi tak mengapa, saya persembahkan tulisan ini untuk mereka yang terlibat langsung, pernah terlibat atau yang hanya sekedar penasaran. Bukankah dengan menulis, kita bisa berbagi kisah untuk mereka yang awam? Bukankah dengan membacanya kembali, kita bisa berjelajah saat rindu itu hadir lagi?

Ah, saya hanya ingin meminta maaf jika dari saya pribadi sempat melukai raga maupun batin.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Untuk asisten yang sudah bekerja sama saling bahu membahu menyukseskan praktek lapang ini dan segala kenangan-kenangan yang mulai kita ceritakan selepas pulang. Ketahuilah menjadi asisten praktikum tak semudah yang kalian lihat.

Untuk praktikan Agroteknologi angkatan 2018 yang sejauh ini tidak banyak tingkah, membuat kami tidak banyak kerja keras. Untuk alam, karena sudah menjadi latarbelakang lalu mengindahkan perjalanan kami. Terutama untuk Allah, yang masih memberi izin agar kami tetap saling merangkul dalam damai dan senyum. Semoga kedepannya silaturahmi tetap terjaga baik. Terima kasih sekali lagi! Semoga lelah kita, bukan hanya sekedar cerita.

Kalau kalian tanya bagaimana perasaanku? sudah jelas. Saya akan merindukannya, pasti.

Video Dokumenter Praktikum DDA



Sungguminasa, 23 April 2019
Ditulis pukul 21.35 - 23.31 WITA
Alifah Nurkhairina



#koalisiDDAdanAklim
#Dasar-dasarAgronomi
#Agroklimatologi
#adayangbeda

Selasa, 12 Februari 2019

Tiba-tiba saja

BISMILLAH...
Kalimat yang selalu dia tuliskan diawal catatannya. Begitu mulianya dia memulai sesuatu bahkan pada hal sederhana.

Pernahkah kau memperhatikan gerak-gerik seseorang yang beberapa hari terakhir ini membuat harimu lebih menyenangkan? Yang beberapa hari belakangan ini entah kenapa setiap melihat updatenya muncul di lini masa media sosialmu tiba-tiba senyum mu mulai terlihat jelas memerahkan pipimu??? Yap benar. Ketika menyukai seseorang kita secara tidak sengaja menghabiskan waktu untuk mencari tau segala sesuatu tentang doi sebatas mampu kita. Berusaha mencari tau apa kegiatan sehari-harinya, asal usul keluarga, riwayat pendidikan terutama mencari tau dengan siapa sekarang dia menjalin hubungan.

Saya ingin menceritakan kisah seorang pemuda yang sangat menginspirasi. Dibanding pemuda lain, dia memang beda. Disaat yang lain tengah sibuk menghabiskan masa mudanya hanya untuk bersenang-senang, dia memilih jalur yang hanya segelintir orang mampu melewatinya. Dengan segala cita-cita dan impian yang dia sudah gantungkan pada pengharapannya sejak dulu, dia rela menderita. Merasakan semua hal yang sebagian besar manusia lain tak ingin rasakan. Berjuang, berproses! Katanya.

Saya telah membaca hampir semua tulisannya. Tulisan yang begitu mudah diterima. Kalimat sederhana tapi mewah. Nilai-nilai yang terkandungnya pun sangat mudah tersampaikan. Hanya saja, Saya sedikit heran dan kesal. Heran, karena apa yang dia tulis adalah hal-hal yang selama ini sangat ingin juga kutulis tapi belum mampu kurangkaikan kata-kata. Lalu kesal, karena dia selalu menganggap dirinya orang biasa, pemuda yang tidak punya apa-apa katanya, Ya Allah. Padahal dia salah besar. Dia adalah inspirasi. Orang hebat. Berangkat dari hal kecil perlahan-lahan dia mulai bersinar. Dikenal orang atas kebaikan hati dan ketulusannya. Mungkin memang Saya belum mengenal sepenuhnya, tapi kuyakin dia persis sama dengan karyanya, indah dan menyejukkan hati.

Dia adalah anak rantau dan Saya adalah salah satu orang yang sangat mengagumi anak rantau. Saya senang dan sangat bersemangat jika mendengar cerita tentang anak rantau. Unik, menarik, haru, bahagia, bebas, kecewa. Itu mungkin hal-hal yang paling sering kudapati dari kisah anak rantau. Berjuang, harapan, doa dan pulang adalah siklus perjalanannya.

Pemuda ini, dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokalnya, dia banggakan daerahnya ditanah orang. Menggemakan bahwa kampung halamannya adalah tempat terindah. Bercerita bahwa betapa Allah maha adil. Pribadi yang selalu bersyukur dan merendah meski saat ini dia tengah berada pada tahap menuju kejayaannya.

Tak hanya kebahagian, sebagai manusia biasa diapun pernah merasa kecewa dan duka. Meski yang seperti kita ketahui, anak rantau itu bebas tanpa batas, tapi dia memilih untuk tetap berada pada jalur yang dia tetapkan, jalur menuju masa depannya. Membanggakan keluarga, agama, daerah tempat tinggal dan negaranya.

Sepi, mungkin sering dia temui. Sedih mungkin selalu dia hadapi. Maka disaat seperti inilah pulang adalah salah satu jawaban atas segala luka, tentang rindu yang harus dituntaskan.

Semangat terus, wahai pemudaku. Tetap kerjakan hal-hal positif dimasa mudamu. Banggakan mereka yang selalu melambungkan doa dan pengharapan agar kau lekas kembali. Agar kau ada lagi membersamai, Agar kau kembali, mengisahkan segala lika liku perjalanan yang tak mudah, dan segera kau membangun daerahmu, sesuai harapmu.

Pulanglah, dan buatlah perubahan.
Pulanglah, dan rayakan kemenangan
Pulanglah, dan bahagiakan mereka yang selama ini masih ada, setia menanti hadirmu.

Jika memang salah satu tujuanmu menulis agar bisa menginspirasi orang lain, kalau begitu, selamat! Kau berhasil membuatku terinspirasi, sangat berhasil. Saya mengagumimu.

#Alifah Nurkhairina
#Gowa, 25 Februari 2019

Selasa, 01 Januari 2019

2018. Tahun yang berbekas.

Menjelang pergantian tahun ini, alhamdulillah Saya berteman baik dengannya. 2018, tahun dimana begitu banyak kenangan dan tantangan yang berhasil kulewati. Rasa-rasanya ada banyak canda tawa, kesedihan, pilu, marah, kecewa, hancur, bahagia. Beberapa diantaranya masih berbekas dalam ingatan, dan yang lainnya pun telah hilang entah kemana. Kenangan-kenangan itu, kutuangkan dalam bentuk tulisan, sehingga kiranya Saya rindu untuk kembali berpetualang dalam cerita itu, Saya bisa membacanya dan mencoba masuk lagi dalam kenangan. Semoga teman-teman yang membaca ini bisa termotivasi atau setidaknya terhibur sedikit dengan kisah Saya di 2018 ini. Apa saja hal yang berkesan? yukk..



1. Sebulan menjaga Toko Grosiran

Di awal 2018 lalu, Saya mencoba merasakan sesuatu yang beda. Tepat pada tanggal 30 Desember 2017, Rencana awal hanya berdiam selama 3 hari disini. Dengan bermodalkan 3 pasang baju rumahan dan 2 pasang baju jalan-jalan saya pun berangkat menuju Bulukumba, yap kampung halaman. Namun, kali ini liburanku beda. Tak seperti diliburan sebelumnya. Bukan ke pantai, ke gunung, berpetualang dialam bebas, atau sekedar menghabiskan waktu di mall. Liburan ku kali ini yah, membantu tanteku untuk mencari uang dengan cara menjaga toko grosiran di sekitar Bulukumba Kota. Awalnya Saya menolak. Saya tidak ingin liburan Saya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak membuatku senang. Tapi, orangtua ku berpesan, 

"ini kesempatan. Begitu banyak orang yang ingin bekerja namun belum bertemu dengan pekerjaannya. Lagipula, dari sini kau bisa belajar banyak hal. Kau bisa belajar merasakan susahnya mencari uang sendiri, belajar bagaimana teknik berdagang yang baik, dan tak lupa juga disini kau belajar bagaimana bersosialisasi yang baik dengan orang yang baru kau kenal" Kata mereka.



Selama di Bulukumba saya diberikan amanah untuk menjaga toko namanya "Fajar Utama" yang berlokasi di Jl. Sam Ratulangi Bulukumba (didepan kompleks Bontokamase). Yang saya ingin ceritakan dari moment kali ini adalah saya memaknai beberapa point penting tentang kehidupan. Disini saya belajar tentang bagaimana sulitnya sebuah perjuangan untuk terus melanjutkan hidup. Tentang bagaimana belajar keikhlasan. Tentang bagaimana memaknai sabar dari segala aspek. Tentang bagaimana belajar menahan dari segala kesempatan yang menggoda. Tentang bagaimana bisa terlibat langsung dalam kehidupan yang selama ini berbanding terbalik dengan kehidupanmu biasanya. Tentang bagaimana keluar dari zona nyaman. Dan tentang bagaimana mendapatkan rindu dari orang-orang yang tak kau duga sebelumnya.

foto di depan toko Fajar Utama



2. KKN di Lokasi yang luar biasa

Jangan ditanyakan lagi. Ini salah satu hal yang paling bersejarah di dalam hidupku. Dengan melewati kenangan ini, pertemanan dan kekeluargaan Saya semakin meluas.

Tepat pada tanggal 28 juni 2018, Saya melangkahkan kaki. Menuju ke titik yang belum pernah kupijaki dan dari sinilah, sebuah perjalanan manis Saya mulai. Dengan ucapan Bismillahirrohmanirrohim dan restu orangtua beserta semua wejangannya, Saya berangkat.

Ada banyak kisah yang menurutku belum tentu bisa kujumpai lagi. Sangkara’Na dengan anak-anak  gadis yang cantik dan Bahoturungang dengan Pemudanya yang luar biasa jiwa petualangannya serta Desa Mamampang dengan warga dan anak-anak kecil yang membuatku tidak bisa lupa dengan Desa ini. Desa yang dilangitnya bertabur milyaran bintang. Cantik, indah dan mempesona. Langit yang menjadi latarku melewati malam-malam yang luar biasa.

Menjadi mahasiswa KKN memang tidak mudah. Harus menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat. Membuang ego dan menempatkan diri sesuai harapan masyarakat sekitar. Tak hanya itu, kita membawa nama almamater kampus, membawa nama keluarga, agama dan terutama membawa nama sendiri. Tinggalkan kesan baik selama di sana dan teruslah menjaga komunikasi dengan warga sekitar bahkan sampai kau sudah tidak terikat oleh kuliah kerja nyata. Sebenarnya cukup mudah, berusahalah menjadi pribadi yang rendah hati dan santun. Insyaa Allah, mereka akan merindukan kehadiranmu lagi.

Ahh.. Tak cukup ruang untuk menceritakan kenangan ini. Jika masih penasaran dengan kisahku yang satu ini, Silahkan dibeli bukunya "Story of Mamampang


Salah satu foto terbaik

Untuk dokumenter video silahkan liat di link berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=NwULnVBAPP4&t=21s

https://www.youtube.com/watch?v=sFJvjKcioBA


3. Menjadi Koordinator Asisten Praktikum DDA

Alhamdulillah segala rangkaian praktikum DDA telah kulalui. Satu pengalaman luar biasa yang telah kujalani. Meski mungkin jauh dari kata sempurna, setidaknya kita sudah berikan yang terbaik. Terima kasih banyak untuk semua asisten yang sudah relakan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendampingi praktikan masing-masing semaksimal mungkin. Maaf kalau saya jauh dari kata sempurna dalam mengambil keputusan atau apapun itu. Sejujurnya belum pantas saya memimpin tapi yah berkat bantuannya kalian Saya bisa tetap melangkah.


Minta maaf yang sebesar besarnya dari saya yang sering kali timbul tenggelam emosinya, semoga dimaklumi. Satuji pesanku, semoga tetap saling menyapa jika bertemu dimanapun kapanpun dan juga saranku, harus tetap jdi asisten dda. Karena jujur dda ini keren skali, beda betul dengan praktikum lain terutama asisten nyaa. Rasanya masih ingin lebih lama, tapi apalah daya toami ramang hehe. Inilah kami, 21 org dengan segala karakter yang berbeda. Pokoknyaaa senang bekerja sama dengan kaliann. Sekali lagi maaf atas ketidaksempurnaan saya dalam memimpin dan terima kasih banyak atas bantuannyaa.


Teruntuk adik adik praktikan DDA 2018 (Tekper17 dan Agribisnis18)

Selamat adik adik, telah melewati satu praktikum yaitu Dasar-dasar Agronomi. Saya mewakili teman teman asisten yang lain juga meminta maaf karena mungkin terlalu banyak menyusahkan, mengecewakan, mengundang kesal atau apapun itu dan juga terima kasih kepada adik adik yang masih tetap setia dari awal praktikum sampai berjuang menuju ujian lab. Meskipun tdk bisa dipungkiri setiap manusia pasti punya kesalahan, mohon dilapangkan dan dimaafkan dek. Semoga ilmu yang kami berikan bisa berdampak positif kepada kalian, semoga tetap ada yang bisa kalian ambil dari kami.

Saran saya, tetap hargai org lain, siapapun itu. Tetap jujur meskipun kesalahannya fatal. Bukan bermaksud mengeksiskan diri tapi Jika bertemu dijalan atau dimanapun itu tetap sapa kami, agar tetap baik komunikasinya. Meskipun tdk bisa dipungkiri mungkin asisten atau dari kalian masing-masing akan terlupa. Selamat sekali lagi bagi kalian yang berhasil melewati masa-masa sulit ber-DDA dan mohon maaf bagi yang belum berhasil, karena hanya yang berusaha lah yang akan berjaya. Tetap semangat dan jangan berputus asa, masih ada kesempatan dek. Silakan tiru hal-hal baik dari kami dan jangan ambil hal buruknya. Semoga kedepannya kalian bisa lebih menghargai asisten praktikum lain, krna belum tentu asisten yang kalian temui setelahnya bisa diajak kompromi ataupun sebaliknya. Senang bisa menjadi asisten kalian. Sekali lagi, Mohon maaf, Terima Kasih dan Selamat, diks!



foto bersama asisten-asisten ku

Itulah 3 hal besar,3 pengalaman luar biasa yang sampai saat ini masih berbekas dalam ingatan. Terima kasih banyak untuk Allah atas kekuatan untuk menjalani semuanya. Untuk semua orang, semesta dan lingkungan yang sangat bersahabat selama ditahun 2018 ini. Untuk semua orangpun yang pernah tersakiti karena perlakuan dan ucapan, mohon dilapangkan. Semoga Saya bisa bersahabat dengan 2019 dan  mampu menciptakan kenangan lebih banyak lagi. Aamiin...

#Alifah Nurkhairina
#2019Gantistatus