Senin, 22 Desember 2014

Harinya Mama.





 22 Desember 2014

Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn. 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai kebaya.(sumber:wikipedia)

 Hari Ibu, Hari Mama, Hari Ummi, Hari Bunda, Hari Ambo, atau apapun istilahnya hari ini di dedikasikan untuk kalian para wanita yang sangat hebat.

9 bulan bertahan hidup dengan mengandung kami. Kami dihangatkan dalam kandunganmu. Sampai kami berhasil melihat dunia luar. Tangisan kami kau sambut dengan tangisan bahagia. Setelah itu kau peluk kami didalam pelukan hangatmu sampai kami benar-benar yakin kami sudah terlahir.

Momen yang sangat kau tunggu, yaitu saat dimana kami tumbuh dewasa dengan sehat. Kau ikuti kami kemanapun kaki kecil kami beranjak. Kau mengintai segala aktivitas kami layaknya kami tahananmu. Kami dibesarkan dengan kasih sayang tulusmu. Aku sayang kamu, Mama.

Setelah beranjak remaja, kami mulai berubah. Kami mulai diculik kedunia sibuk kami. Kami dituntut untuk selalu berpartisipasi atas dunia baru kami. Kami mulai lupa dengan keberadaan keluarga kami dirumah, kami juga mulai lupa dengan kehadiran mama dirumah yang 'masih' setia menunggu kami, dan mulai lupa dengan hangatnya suasana rumah saat kami berkumpul.

Mama selalu mendoakan kami anaknya di keheningan malam saat yang lain masih tertidur pulas. Mama selalu melibatkan kami dalam percakapannya dengan Sang pencipta. Nama kami tidak pernah absen dia sebut dalam barisan doanya agar kami sukses dunia akhirat tanpa kami menyuruhnya dan tanpa kami menyadarinya. Masih tersimpan di memory kami saat air matamu jatuh karena tingkah kami, saat kau mulai gelisah saat kami menghilang, saat-saat kau mulai takut ketika kami jatuh sakit dan tak berdaya dan saat kau mulai berfikir kami akan meninggalkanmu sendiri disaat hari-hari tuamu. Oh, maafkan kami mama.

Mama, jangan pernah bosan mendoakan kami. Jangan pernah bosan memantau aktivitas kami. Jangan pernah bosan melarang kami terhadap keburukan. Jangan pernah letih menghadapi sikap acuh kami. Jangan pernah lisanmu berhenti melantunkan sebaris doa untuk kami. Terima kasih atas segala pengorbananmu untuk kami. Terima kasih atas waktumu yang kau luangkan untuk kami. Terima kasih atas jiwa ragamu yang kau persembahkan untuk kami. Apalah daya kami tak mampu membalas semua baikmu. Hanya sikap dan sifat merontah yang kami tunjukkan saat bersamamu. Sikap menjengkelkan saat kami bosan bersamamu.

Mama, dihari ibu ini saya hanya bisa memberikan tulisan yang sederhana ini tanpa sesuatu yang berharga. Tunggu kami sampai kami sukses nanti.Yakinkan kami bahwa kami bisa sukses. Dorong kami dengan doamu sampai kami benar-benar menjadi manusia sejati, dan akan kami tunjukkan kepada siapapun bahwa karena engkaulah kami bisa berdiri sebagai manusia yang berguna.
Mama, kaulah bidadari nyataku. I love you.