Sabtu, 17 Mei 2014

Home Sweet Home.


Bangunan yang berdiri sejak sekitar 18 tahun yang lalu ini banyak mengukir cerita. Bangunan sederhana tapi nyaman. Bangunan yang sedikit pudar akibat usia. Bangunan yang berdiri kokoh melindungi kami dari kejamnya udara luar. Ya bangunan ini aku sebut 'RUMAH'.

Rumahku, ah biasa saja. Disinilah aku selalu habiskan waktuku, masa-masa hidupku bersama mereka yang kusayang, iya mereka keluarga kecilku. Rumah ini dulunya kecil., pengap, tapi bersih nan sejuk. Namun seiring mengalirnya rejeki kepada keluargaku yang begitu luar biasa dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Alhamdulillah, akhirnya rumah ini berdiri kokoh dengan dua tingkat.

Mari kuceritakan keseharian didalam rumah ini. Saat fajar menjemput, rumah ini sudah lebih dulu bising dibanding rumah tetanggaku. Ibuku yang baru saja selesai melaksanakan kewajibannya kepada Sang Pencipta, kemudian bergegas membangunkan kami. Butuh waktu lama untuk membangkitkan kami dari kuatnya magnet tempat tidur. Yah, kami bermanja-manja dulu sebelum ke kamar mandi. Setelah membangunkan kami, ibuku bergegas menyiapkan sarapan pagi buat suami dan anak-anaknya. Sementara kami juga sibuk antri untuk masuk ke kamar mandi. Maklumlah kami berempat dan kamar mandi cuma satu apalagi ditambah dengan ayahku hadohh.

Setelah kami siap, kami menuju ke sekolah kami. Kami habiskan waktu di sekolah, dan kami berkumpul kembali dirumah kami saat siang. Siang biasanya kami habiskan dengan menonton Bolang, Si Unyil, Dunia Binatang, makan siang hingga tidur siang. Sorenya, orangtua kami pulang. Namun kami sedang asyik bermain di halaman rumah bersama teman sebaya. Kami main dengan ceria. Seakan-akan lingkungan sekitar ikut bahagia dengan keseruan kami bahkan rumahku pun terlihat berseri melihat keakraban kami. duh senangnya.

Matahari pun mulai menghilang. Cahaya merah senja yang saling bertatapan dengan rumahku pun mulai memancar. Kami bergegas kembali ke rumah sebelum teriakan ibu menggema yang bertabrakan dengan suara adzan magrib. Cuci kaki sebelum masuk kerumah, itu sudah menjadi kebiasaan jika habis main  diluar. Kami pun mengambil wudhu dan segera shalat berjamaah. Kami biasanya shalat di ruang keluarga. Setelah shalat kami berdoa bersama dalam heningnya malam. Memohon kepada Sang pencipta agar dilimpahkan rahmat-Nya dan tak lupa pula bersyukur atas apa yang telah di peroleh dari-Nya untuk kami. Kami menutupnya dengan salim-salim. Oh terima kasih ya Allah.

Setelah shalat aku membantu ibu menyiapkan makan malam. Maklumlah anak tunggal cewek hehe. Biasanya juga saudaraku yang lain membantu kami dan tak jarang pula kami tidak membantu ibu-___- Maafkanki mamaaaa:')

Setelah makan malam biasanya kami disuruh kerja PR atau jika tidak ada PR disuruh membaca buku. Iya kerja PR Terlalu rajin rasanya kerja PR tanpa menonton TV. Namun ketika TV dinyalakan semua mata tertuju pada tayangan di layar kaca dibandingkan di layar buku hfft.

Malam semakin sunyi. Suara jangkrik pun semakin lama semakin menggema seakan-akan membuat sebuah paduan suara. Ngantukpun mulai menghantui. Yah dan solusi satu-satunya, Tidur! Oke mari tidur..

Aku terbangun, dan kulihat keadaan rumahku saat ini yang berbanding terbalik dengan suasana dulu. Kenyataannya sekarang rumah ini seakan-akan tak berpenghuni. Semua personilnya telah merantau. Telah bernaung di gedung baru. Rumah besar namun menyerupai rumah hantu. Rumah ini mati saat siang dan sore kembali bersinar saat malam. Sungguh pemandangan yang menjijikkan yang tak pernah ku sangka. Awalnya kukira hanya mimpi, namun apadanya memang semuanya nyata terjadi.

Kumohon, rumahku kembali lah seperti dulu. Jadilah magnet. Tarik kembali mereka yang pernah berteduh dibawahmu. Tarik kembali mereka yang telah menciptakan kenangan-kenangan indah di dirimu. Apa kamu tidak merindukan kami, saat-saat dimana kami berkumpul sambil bersukacita?Ketahuilah. kalau aku, rindu. Sangat rindu!

Selamat malam keluarga tercintakuu....................
Satukan kami ya Allah. Kami ingin bernanung di dalam rumah ini bersama perlindungan dan rahmatmu sampai ajal menjemput. Amin...

Selasa, 13 Mei 2014

My Beloved, ayah.

Ayah.
Dialah orang yang ku idolakan.
Ayahku pahlawanku. Dia pekerja keras, dia baik, dia tampan, di sempurna bagiku.

Ayahh..
Seseorang yang sangat sederhana, seorang penyayang.
Dia sayang anak-anaknya, istrinya, keluarganya, orang tuanya, teman-temannya dan semuanya.

Ayahhh...
Selalu ada saat aku kesusahan.
Selalu buatku tersenyum saat aku sakit.
Selalu ada cara yang dilakukannya agar kami bahagia.

Ayahhhh....
Maafkan kami, anak-anakmu ini.
Kami jauh dari kesempurnaan.
Kami belum bisa menjadi yang terbaik.
Yakinkan kami suatu saat nanti kami pasti bisa.

Ya Allah, kami sayang ayah.
Lindungi dia dari segala macam hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi.
Tambahkan rezekinya.
Bahagiakanlah dia.
Buatlah hari-harinya menyenangkan sampai di hari tuanya nanti.
Panjangkan umurnya sampai dia bisa menangis terharu di bangku orangtua saat anak-anaknya nanti memakai toga. Doakan kami sukses, ayah. akan kami buktikan kepadamu.