Jumat, 20 Oktober 2023

OPINI: Konflik Timur Tengah, Literasi Bisa Apa?

Tribun Timur edisi 18 Oktober 2023


Belakangan ini, gejolak antara Palestina dan Israel kembali memanas. Bukan hanya pasukan bersenjata yang terlibat dalam perang, tetapi juga para warga sipil seperti wanita dan anak-anak yang ikut menjadi korban. Tidak sedikit kerugian materi dan jatuhnya korban jiwa yang menimpa keduanya akibat konflik yang telah berlangsung sejak tahun 1940an. 

Berita-berita nasional maupun luar negeri berlomba-lomba untuk mengangkat konflik yang sedang hangat ini. Masing-masing lebih cenderung kepada salah satunya atau bahkan mengambil jalan tengah untuk cari aman. Berita yang kita saksikan setiap harinya dalam layar kaca menyuguhkan data-data terkait berapa jumlah korban, berapa kerugian yang dialami, serta apasaja persiapan kekuatan yang dimiliki oleh masing - masing wilayah. Kelirunya, kita terlalu cepat percaya dengan statement yang diberitakan melalui siaran tanpa meninjau sudut pandang lainnya.

Perlu diketahui bahwa data-data yang ditampilkan dalam layar kaca kadang kala tidak sesuai dengan fakta dilapangan. Selain karena sumber informasi yang berbeda, hal ini mungkin saja bertujuan untuk menggiring opini masyarakat agar lebih memihak kepada Palestina, Israel atau tidak keduanya.  

Ketidaksesuaian fakta yang ada dilayar kaca dengan fakta di lapangan membuat kita penasaran dan mulai berupaya untuk menggali lebih jauh informasi lengkapnya sebagai penyeimbang atau pembanding. Kebanyakan kita cenderung mencari informasi dimedia sosial, karena saat ini media sosial menjadi sumber informasi tercepat dan mudah diakses oleh siapapun. Terlebih dizaman yang kecanggihan teknologinya sudah tidak diragukan lagi, memperoleh informasi dari berbagai sumber dapat dilakukan hanya dengan klik klik sana sini.

Menanggapi ini, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah literasi dan pengendalian media sosial. Perlu diketahui bahwa keduanya bisa saling terkait dan menciptakan kekuatan untuk bisa mempengaruhi. Kita pasti akan mulai mencari tau tentang mengapa konflik ini bisa terjadi, siapa yang berpeluang akan memenangkan peperangan nanti, atau apa yang terjadi ketika perang telah usai? 

Kita bisa memulainya dengan membaca sejarah dan meriset sendiri bagaimana kaitannya dengan kondisi saat ini. Belajar dari sejarah, pun termasuk literasi. Mempelajari sejarah bukan hanya menghapalkan nama, tempat, waktu, dan kondisi pada saat kejadian, tetapi tentang bagaimana belajar dari pengalaman yang lalu agar sejarah kelam tidak terulang lagi. 

Literasi bisa membuat orang berubah. Kita bisa mempengaruhi cara berpikir seseorang bahkan hanya dengan tulisan. Meskipun demikian, tentu kita harus pandai memilah, mana tulisan yang bisa mendatangkan kebaikan atau malah justru akan membunuh karakter penulisnya secara perlahan.

Pernyataan tersebut membuat kita sadar bahwa perang tidak hanya terjadi secara langsung atau secara fisik saja, melainkan sudah merambah ke dunia maya. Adu argument sana sini, membangun opini, fakta yang dibolakbalik, sudah tidak tabu lagi dalam media sosial yang hampir tidak lepas dari pantauan. 

Tidak kalah sengit, perang dunia maya atau perang literasi ini juga memiliki dampak yang perlu diperhitungkan ketika memiliki massa yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa literasi juga ikut mengambil peran dalam konflik yang menyita seluruh perhatian dunia. Tidak sedikit pula yang menjadi korban dalam perang literasi ini, tentu saja mereka adalah netizen - netizen yang kurang informasi dan mudah terpancing oleh argument yang tidak sesuai data dan fakta.

Hal inilah yang kemudian bisa dijadikan sebagai senjata untuk ikut serta terlibat dalam peperangan Palestina-Israel. Kita tidak perlu lagi bersusah payah untuk melangkahkan kaki ke daerah konflik, menghadirkan raga kita dengan niat membela kebenaran dan kemanusiaan. Sekarang kita bisa memaksimalkannya melalui media sosial, membuat postingan yang bermanfaat, membuat tulisan-tulisan yang bisa menggugah hati seseorang untuk mempengaruhi arah pandangannya. 

Serangan seperti ini tidak boleh dianggap remeh, sebab kita ketahui bahwa masih banyak orang yang tidak mampu membedakan mana berita fakta dan mana berita hoaks. Situasi seperti ini bisa dimanfaatkan dan dinilai mampu menghimpun pemikiran seseorang bahkan bisa mengendalikan keberpihakannya.



Pada intinya, literasi saat ini punya kekuatan tersendiri, terlebih diera teknologi yang kecanggihannya sudah tidak bisa dianggap payah lagi. Tinggal bagaimana cara kita membijaksanai, akankah sesuai dengan target kebaikan yang ini dicapai, atau malah mendatangkan hal-hal buruk yang tidak pernah terpikir sama sekali. Meski begitu harus tetap optimis, dan tetaplah menulis.

Tinggal kita lihat saja, pendukung mana yang lebih jitu strateginya dalam berliterasi dan mengendalikan berita-berita yang ada dimedia sosial. Pendukung siapa yang lebih hebat ‘menggoda’ netizen untuk percaya pada statementnya. Semoga kedamaian yang dirindukan oleh anak manusia segera nyata adanya.


Jumat, 18 Agustus 2023

Merdeka dalam Bekerja, Sudahkah kita?

OPINI, Terbit di Tribun Timur, Edisi Rabu, 9 Agustus 2023


Bulan Agustus bagi rakyat Indonesia menjadi momentum untuk belajar memaknai defenisi kemerdekaan yang sesungguhnya. Selain untuk mengenang para pahlawan dan segala jatuh bangunnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Ibu Pertiwi, Hari Kemerdekaan RI yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus ini juga dijadikan sebagai refleksi diri untuk masing-masing individu terhadap segala perjuangan yang telah dilewati.

Ada banyak hal yang bisa dijadikan sebagai bahan refleksi diri. Beberapa diantaranya adalah prestasi dalam belajar, ketepatan dalam memilih pasangan hidup, hubungan antar keluarga, circle pertemanan yang positif dan tidak toxic bahkan yang paling terpenting dan cukup meresahkan adalah dalam hal memilih pekerjaan.

Selain memilih pasangan hidup, hal lain yang menjadi keputusan terbesar dalam hidup dan harus dipastikan tidak boleh salah adalah memilih pekerjaan. Meskipun tidak sedikit juga diantara kita yang kurang beruntung dalam pilihannya, tetapi itu sudah cukup untuk dijadikan modal dan pembelajaran kedepannya agar tidak terjatuh dalam kesalahan yang sama ketika harus kembali memilih.

Sebelum memilih pekerjaan, ada dua hal lagi yang harus diperhatikan. Pertama, apakah kita siap menjadi seseorang yang memiliki atasan atau yang kedua, apakah kita sudah siap menjadi atasan dengan segala tanggungjawabnya?

Ketika memilih untuk menjadi pegawai, tentu kita sudah setuju dengan segala arahan dari atasan. Siap bekerja dibawah tekanan, bertemu dengan orang-orang yang itu-itu saja setiap harinya dan kadang dengan rutinitas yang sama dan terus berulang. Membosankan memang, tapi ketika kita telah siap diri dan mental, tentu hal ini bukan suatu masalah. Disinilah kesempatan untuk lebih mengenal dan mengupgrade kemampuan diri, entah itu kemampuan menjalin komunikasi terhadap atasan dan rekan kerja, kemampuan mengelola deadline yang menghantui serta segala tekanan-tekanan yang berhasil dilewati. 

Hal-hal lain yang menjanjikan ketika memilih menjadi seorang pegawai adalah jaminan kesehatan dan hari tua serta jenjang karir yang menunjang. Lebih spesifik lagi bagi pegawai yang bekerja untuk negara, tentu saja punya nilai “lebih” dibeberapa golongan masyarakat bahkan bisa dijadikan salah satu alasan untuk menerima lamaran pemuda ketika meminang seorang gadis.



Ketika lebih minat menjadi seorang pengusaha, tentu juga sudah memikirkan baik buruknya pilihan yang diambil. Bukan tanpa alasan, ketika kita mendapati saat ini banyak tempat umum seperti tempat jogging, perpustakaan, taman kota, cafe hits terlihat cukup ramai dikunjungi orang bahkan pada hari kerja. Hal ini membuat kita berasumsi bahwa fenomena tersebut terjadi karena pekerjaan yang dipilih tidak lagi bergantung pada jam kerja yang padat dan telah diatur sedemikian rupa. Keadaan seperti ini biasanya dimiliki oleh seorang pengusaha, bisa bekerja dimana saja dan jam kerja yang lebih fleksibel.

Meskipun terdengar lebih fleksibel dalam bekerja, menjadi seorang pengusaha itu tidaklah mudah. Bagaimana harus merasakan lika liku merintis usaha dari bawah, mencari karyawan atau pegawai yang sesuai dengan posisi yang diinginkan, mengatur keuangan sedetail mungkin agar tidak mengalami kerugian yang berlebih dan segala macam problematikanya. Terlebih lagi di zaman yang katanya sangat sulit melamar pekerjaan diperusahaan-perusahaan, menjadi seorang pengusaha membuat kita bisa menawarkan solusi untuk menekan angka pengangguran di Indonesia yang cukup memprihatinkan. 

Menjadi pengusaha, bisa membentuk kita menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Ditambah lagi sanjungan yang datang dari keluarga serta kerabat yang mengetahui kita mampu mendirikan dan mengelola usaha sendiri dengan baik. Selain itu, masih banyak skill-skill individu dan kelompok yang kadang tidak kita temukan di bangku sekolah formal yang bisa langsung dipraktekan dalam berusaha. Semua bebas atas kehendak, tidak ada yang bisa mengatur dan semaunya bertindak.

Terlepas dari itu semua, adalah bagaimana kita mencintai dan bersyukur terhadap pilihan yang diambil. Menjadi seorang pegawaikah atau seorang pengusaha kita harus berdamai dengan segala risikonya dan menjadikan segala pencapaian sebagai momentum untuk lebih berkarya.

 Pekerjaan apapun yang dijalani saat ini, pegawai atau pengusahakah, keduanya atau bahkan tidak keduanya sama sekali, pastikan bahwa itu sesuai dengan kehendak dan isi hati. Hindari memilih pekerjaan yang tidak disenangi hanya karena mengikuti omongan-omongan orang lain yang menghantui. Mantapkan pilihan dan merdekalah dalam bekerja, agar semuanya terasa mudah dijalani dan bisa terus produktif baik sebagai pegawai, pengusaha atau pekerjaan halal apapun itu yang ada di muka bumi.

Jika masih saja terjebak dalam dua pilihan ini, mengapa tidak mencoba keduanya saja?

Sabtu, 25 Februari 2023

Tuan Muda

Sudah sampaikah rinduku wahai Tuan? Aku hanya ingin memastikan saja bahwa rinduku benar-benar sudah kau terima dengan baik. Tentang responmu terhadapnya, aku tidak lagi peduli setelah penantian yang begitu lama.

Melalui tulisan ini, sedikit banyaknya isi hatiku akan kusampaikan kepadamu. Moga-moga terbaca langsung oleh lisan dan hatimu.

Semua berawal dari segala ketidaksengajaan. 

Aku bingung atas sikapku belakangan ini. Kau terlalu membuatku kagum sejadi-jadinya. Aku berharap kau tidak seperti orang kebanyakan, yang menganggapku aneh atas perilakuku setahun ini, ya tepat setelah mengenalmu pertama kali.

Entah mengapa aku begitu yakin bahwa kau sadar akan kehadiranku. Sepertinya kau juga tau betul, bagaimana caraku untuk mencari perhatianmu seliar itu. 

Salah satu hal yang kubenci adalah diriku belum berhasil membuatmu nyaman ketika berada di dekatku. Aku merasa menjadi orang yang sangat buruk untuk membuat kesan yang baik ketika kau menatap atau bahkan memberiku senyum itu. Aku merasa malu dan kaku, kalah lebih dulu sebelum kita bercakap-cakap tentang hari itu. 

Minggu, 25 Desember 2022

Adalah hari yang paling aku tunggu. Sepertinya semesta sedang mengizinkan kita untuk melewati hari ini meskipun dalam hening luar biasa dan senyumku yang tidak bisa tertahan.

Kau tidak akan pernah tau, seberapa besar antusiasku menanti hari ini akan tiba. Ini bukan tentang rencana hari ini hendak kemana dan buat apa, tetapi ini tentang kesempatan mengenalmu lebih dalam.

Setibanya dilokasi.

Aku mencari sudut ternyaman untuk istirahat sejenak. Sesekali aku melipat kedua kaki ku dan memeluknya untuk meredam dingin yang tidak reda-reda.

Pemandangan yang sangat indah didepan sana, membuatku mengucapkan syukur yang tidak henti-hentinya. Kupikir, kau hanya melintas dalam jangkauan mataku saja, ternyata kau juga berhasil masuk dan berkeliaran dalam pikiranku tidak kira-kira.

Aku membatin dan berusaha bercakap-cakap bersama hatiku. Kusampaikan padanya, bahwa aku sering memperhatikan Tuan Muda ini diam-diam, yang setahun terakhir ini membuat perhatianku jauh lebih liar.

Aku penasaran, kira-kira apa rencana Tuhan untuk kita berdua. Sering sekali kita berada dalam satu kawasan tapi tak bertegur sapa. Perlu berapa kali lagi saling melewatkan untuk bisa benar-benar menetap?

Pandanganku masih saja tertuju pada tuan muda yang saat itu memakai sweater rajut berwarna hitam. Aku menatapnya, memberikan sinyal positif bersama senyumku yg masih saja merekah memandangnya berlalulalang diujung jalan.

Gerimis belum juga reda, persis dengan rasa kagum yang tidak mampu ku beri jeda.

Entahlah,

Setelah menemukanmu, aku sepertinya tidak kehabisan kata untuk dituliskan. Meski interaksi yang terjadi diantara kita bahkan bisa dihitung jari, sehingga setiap momennya sangat teringat. Lebih tepatnya, aku sih yang sangat mengingat, hehe.

Semua kejadian itu berhasil mencipta senyumku dipenghujung malam. Beberapa kejadian yang sangat membekas segera kuabadikan menjadi sebuah tulisan. Ingin sekali rasanya aku meminta untuk tidak diberikan senyum dan tatapan itu kepadaku. Disatu sisi, rasanya pun menyakitkan jika aku tidak melihatnya langsung darimu. Tapi kalau tetap harus memilih, aku tetap akan menunggu senyum dan tatapan itu darimu. Se-labil itu hatiku.

Selalu ada upaya keras untuk melupakanmu. Sayangnya disaat itu juga, upaya ku runtuh ketika kembali disapa olehmu. Linglung aku dibuatnya, bahkan cara yang paling efektif kuusahakan juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Sudah cukup lama perasaan ini, kubawa sendiri. Akupun sedikit takjub dengan diriku yang masih saja bersikukuh mencintai. Aku hanya penasaran, bagaimana akhir dari perjalanan menujumu. Apakah berakhir bahagia atau segala penantian akan sia-sia. Ah, hal inilah yang selalu terngiang-ngiang dikepala ketika hendak kuistirahatkan raga ditenangnya malam.

Tentunya, berakhir bahagia atau duka sudah kupersiapkan jiwa dan raga. Selama menujumu, selalu ada pembelajaran yang membuatku kuat melangkah sekaligus rapuh yang harusnya sudah.

Aku mulai merasa aneh dengan perasaan yang selalu kutujukan untukmu, Tuan Muda. Aku kehilangan diri, mengira aku sudah hilang kendali. 

Aku mencintai semua hal yang melekat padamu. Nama, suara, makanan kesukaan, perilaku, baju, langkah kaki atau apalah asal tentangmu. Ketika rindu menggangguku, aku melawannya melalui tulisan. Beberapa orang mungkin sudah menerka, kemana arah perjalanan tulisanku ini menuju satu nama. Lucunya, banyak beberapa yang bahkan merasa itu untuknya. Kecuali kamu, sang tokoh utama.

Teruntuk Tuan Muda, yang namanya selalu tersemangatkan dalam Doa. Aku mulai bertanya-tanya, bosankah Tuhanku atas doaku ini?

Aku berani menyebutmu sebagai milikku diakhir tulisan ini. Seperti kata Rumi, mencintai dalam diam sangat menyenangkan sebab tidak ada penolakan. 

Bagaimana muara dari segala tulisanku ini? Akankah menjadi sebuah kenangan menggembirakan yang akhirnya akan tersampaikan dengan baik oleh dia yang kukagumi ketika sleeptalk bersamanya, atau hanya berakhir dengan bacaan yang berusaha kupendam dan kutertawakan sendiri.

Untuk Tuan Mudaku, maukah membuatnya menjadi nyata?



Sabtu, 25 Februari 2023.

Alifah Nurkhairina.


Jumat, 15 Juli 2022

Lantunan Subuh

Di sebuah desa yang belum lama ini kutinggali, aku menemukan diriku dengan banyak perubahannya. Aku mendapati diriku menjadi lebih baik dari hari kehari. Aku bingung mengapa demikian? Setelah kurang lebih setahun menetap disini, aku menemukan jawabannya, yaitu sholat subuh berjamaah di Mesjid.

Sejak dulu, aku memang sangat menyukai sholat subuh berjamaah di Mesjid. Tetapi, kadangkala terkendala dengan izin orangtua yang seringkali beranggapan bahwa diluar masih sepi untuk seorang anak gadis yang hendak ke Mesjid di subuh hari, meskipun jarak antar rumahku ke Mesjid terdekat hanya beberapa meter.

Menurutku, tidak ada suara setenang dan seindah langkah kaki pejuang subuh menuju Mesjid. Subuh, dengan ketenangan dan udaranya yang bersih dari nafas orang munafik “katanya”, mampu membuatku bersemangat untuk menerobos dinginnya udara dan gelapnya semesta.

Para pejuang subuh rela bangkit dari nyamannya lelap. Mengambil air wudhu yang tidak jarang membuat tubuh menjadi kaku. Memakai pakaian terbaik dengan uang yang diselipkan disakunya untuk ditabung di celengan akhirat. Berharap semoga langkahnya ke Mesjid menjadi penghapus dosa.

Kemudian Allah izinkan, untuk benar-benar menghadirkan diri dan jiwa kita di rumah-Nya. Setelah berhasil melepas 3 tali ikatan syaiton yang begitu dahsyatnya. Hening subuh, semoga jadi saksi bahwa kita termasuk orang yang beruntung bisa menikmatinya. Betapa betul ini salah satu sholat yang sangat sulit untuk dikerjakan tepat waktu. 

Subuh ini agak berbeda nampaknya dari subuh yang lain. Entah mengapa, tidak bisa lagi kubendung air mataku sendiri. Meski terus kucoba, berkali-kali.

Dia tumpah bertepatan ketika ayat pertama surah As-Sajdah dibacakan oleh Imam sholat yang merdu suaranya tidak perlu lagi diragukan. Fokusku hilang, air mata tak tertahan, gemetar luar biasa. 

Tidak bisa lagi kusembunyikan. Betul-betul diluar kendali. Kupikir mungkin aku saja yang cengeng, tapi lagi-lagi. Selalu saja melemah dengan lantunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan dengan merdu. Mungkin ini jawaban atas segala doaku kepada-Nya, “luluhkan hatiku dengan ayat-ayat indah-Mu, Ya Allah”

Barakallahu fiyk, Ustadz.

Note: hampir semua tulisanku tercipta begitu saja setelah ada moment yang kulalui. Bahkan pada tulisan ini, sebelum benar-benar lupa dan tidak terabadikan. Segera kuambil media untuk membuatnya menjadi sebuah catatan kecil untuk mengingat kejadian yang tidak biasa ini. Bahkan saat menulis ini, air mata masih saja tidak terbendung. Ah kubiarkan saja, berharap setelah ini lebih lega.

Ptlsng, 15 Juli 2022

Sepulang dari sholat subuh.

Selasa, 11 Agustus 2020

Tragedi 11 Agustus 2019

Bismillah..

Minggu, 11 Agustus 2019. Tepat dimana seharusnya kita bersuka cita merayakan Hari Raya Idul Adha, rupanya Allah memilih keluarga kami untuk menerima ujiannya. Kejadian luar biasa, begitu cepat dan sangat menyakitkan. Kami mengalami kecelakaan di sekitar Kota Bantaeng pada pukul 16.00 WITA.


Postingan dari akun instagram @makassar_iinfo

Tradisi Kami saat hari Raya tiba adalah mudik ke Bulukumba. Idul Adha kami tahun inipun sama. Selepas menyembeli hewan qurban, kami memutuskan untuk pulang ke makassar, karena kebetulan orangtua kami besok sudah masuk kantor kembali setelah dapat libur hari raya. Kami mengendarai dua mobil, karena beberapa keluarga juga ikut membersamai menuju Makassar. 

Perjalanan dari Bulukumba ke Makassar memang mengarah ke barat. Sehingga pada saat perjalanan sore hari, sangat menyilaukan dan waktu itu matahari sangat terik. Pengendara mobil harus lebih fokus dijalan. Karena mungkin kelelahan, kami para penumpang pun tertidur. Didalam mobil, kami berjumlah 6 orang. Kebetulan yang bawa mobil adik bungsuku.

Singkat cerita, kemudian terjadilah kecelakaan.....

"Kenapako nak?" Teriakan dari Ayah masih sempat kudengar saat kecelakaan itu didepan mata.

Goncang satu mobil dengan suara letusan yang cukup besar. Saya yang kebetulan memangku adik sepupu Saya, kemudian memeluknya erat sembari menjaga kepalanya agak tak terkena benturan. 



Mobil yang sudah terparkir di kantorpolisi

Setelah mobil stabil, kamipun turun untuk menyelamatkan diri. Beberapa detik kemudian, lokasi kecelakaan kami ramai dikemuruni warga setempat.

Rupanya, kecelakaannya cukup parah. Bagian depan mobil sangat hancur. Kami menabrak pertamini yang alhamdulillah tidak meledak, Allah masih mengizinkan kami untuk hidup

Sayapun menangis, adik sepupuku juga ikut menangis. Kami berdua disuruh untuk menepi dan meminum air untuk menenangkan diri. 

Saya mencari Ayah dan adik bungsuku, yang kuyakini pasti terluka sebab mereka duduk paling depan dan kecelakaan ini menimpa bagian depan sangat keras. 

Setelah berhasil kudapati Ayahku, betul saja. Wajahnya lebam, banyak luka ringan dan sedikit darah yang menghiasi wajahnya. Beliau panik, belum pernah saya melihat orang yang kukenal tegar ini menampakkan wajah kepanikan begitu hebat. Beliau, dengan wajah yang berdarah-darah, mencoba mencari anak-anaknya yang kebetulan sudah tersebar, ditenangkan oleh warga. Mondar-mandir kesana kemari, memastikan kami semua aman dan sudah tertangani. Saat beliau menghampiriku, beliau sempat duduk sejenak dan juga menenangkan diri. Terlihat jelas luka diwajahnya, dan kuminta agar diobati terlebih dahulu tapi beliau tidak mau. Kuperhatikan lebih jelas lagi, matanya sangat berbinar. Seperti orang yang menahan tangisnya. Yah, bisa kurasakan perasaanya jika Saya menjadi dia. 

Sementara itu..

Ternyata, dibawah mobil kami ada satu orang pria yang tak sadarkan diri. Kamipun semakin panik, takut terjadi apa-apa dengan pria ini. Perut dan kepalanya penuh darah. Alhamdulillah kami melihat masih ada nafas disana, Allah masih berikan kesempatan beliau hidup setelah ambulance datang menyelamatkan menuju kerumah sakit.


Setelah polisi datang, kami semua naik kemobil polisi dan dibawah ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya naik mobil polisi diliputi rasa risau, panik. Mungkin kalian bisa mencoba membayangkan jika ada diposisi kami. Ayahku mencoba menenangkan kami.

Tiba dikantor polisi, kudapati Mama dan kakaku yang sudah lebih dulu berada dikantor polisi (Mama dan kakaku berada dimobil kedua). Saya sangat takut melihat Mamaku karena beliau mempunyai riwayat penyakit jantung, mungkin beliau sangat guncang mendengar kabar ini. Tapi, luar biasa. Kudapati beliau sangat tenang, Saya tak tau bagaimana perasaannya bergejolak didalam, tapi dia betul-betul bersikap tenang dan berusaha merangkul kita satu persatu. Memastikan semua stabil dan merasa nyaman. Itulah hebatnya seorang Mama.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Mamaku langsung panik saat mendapati adik bungsuku (yang kebetulan jadi sopir dimobil yang kecelakaan tadi) belum ditemukan. Adikku hilang, entah kemana. Polisi  dan kami semua mencarinya. Tak bisa dihubungi, karena hpnya tertinggal dimobil, kamipun kembali panik. Takut jika adikku diambil orang karena ketahuan sudah menabrak orang. Kami kembali panik.

Setelah menunggu kurang lebih 40 menit. Tiba-tiba ponsel Mamaku berdering, tertera nomor baru yang menghubungi. Alhamdulillah, itu adik bungsuku yang sempat menghilang tadi, segeralah dijemput dan di bawa ke kantor polisi.

--

Adikku bukan sengaja menghilang dan tidak mau bertanggungjawab. Ini pesan Ayahku, pas saat turun dari mobil, Ayahku langsung menarik adikku untuk menjauh dari keramaian. Ayahku sudah tau, bagaimana resikonya jika menabrak orang, mungkin supirnya akan dimassa oleh warga, jadi Ayahku mengamankannya. Setelah jauh dari keramaian, Ayahku berpesan:

"janganko kemana-mana dulu nah nak, sebentar pi baru kujemputko lagi, kuselamatkan dulu yang lain dengan korbannya", pesan Ayah kepada adik bungsuku.

Rupanya, adikku mungkin butuh air minum untuk menenangkan hati dan pikirannya. Kemudian dia berjalan menjauhi keramaian sejauh kurang lebih 1 km. Lalu mendapati toko swalayan dan memutuskan untuk membeli air minum. Kebetulan disaku celananya ada beberapa uang yang masih cukup untuk membeli air minum. Allah memang betul-betul menolong kami. Didalam swalayan itu, adik bungsuku bertemu dengan seniornya di kampus. Lalu adikku menceritakan semua kejadian, dan seniornya meminjamkan handphone untuk menghubungi keluarga yang sudah ada di kantor polisi.

---

Lewat tulisan ini, Saya mencoba membuat teman-teman bisa merasakan kejadian ini. Pernah tidak, terbayang di hidupmu, salah satu anggota keluargamu yang kau kenal tegap, tegar, tiba-tiba tertunduk lesu tak berdaya? didepan matamu kau lihat dia berjalan menuju masuk kantor polisi untuk dimintai pertanggungjawaban? terlebih lagi jika dia masih sangat muda dan sepertinya belum bisa menghadapi ini semua? Pemandangan itu kulihat tepat didepan mataku, adikbungsuku tertunduk lesu menuju ke kantor polisi. Saya tau dia tidak sengaja, tapi tetap dia harus bertanggungjawab, air matakupun tumpah.

Sembari menunggu hasil keterangan, pihak keluargapun mulai berdatangan. Keluarga dari Ara (Bulukumba), Jeneponto dan beberapa mahasiswa dari Mamaku yang kebetulan pernah diajar di Bantaeng. Mereka semua datang memberi dukungan dan doa. Betul-betul terlihat orang-orang baik yang berhasil menambah kekuatan kami untuk lebih tegar menghadapinya. Singkat cerita, adikku harus bermalam di kantor polisi (tapi tidak didalam sel) karena untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kamipun disuruh untuk pulang dan beristirahat.

Semenjak kejadian itu, Jika melewati lokasi kecelakaan di Bantaeng, Ayah selalu menyempatkan singgah dan seperti memutar kembali ingatan saat kami dulu kecelakaan. Bagaimana suasana ketegangan pada saat itu dan alur ceritanya, kembali kami kenang. 

Terima kasih kepada seluruh keluarga, sahabat, kerabat, tetangga dan teman2 yang telah membantu baik bantuan materi, dukungan serta doa yang tdk hentinya. Kami sekeluarga mohon maaf jika ada salah selama ini. Semoga semua kembali membaik dan segala trauma bisa cepat pulih. Semoga smua urusan diberikan kemudahan. Aamiin ya Allah.

Senin, 10 Agustus 2020

Jariah Publishing, terbitkan bukumu tanpa pusing.

 Di tahun 2018 yang lalu, Saya sangat tertarik untuk mengabadikan tulisan-tulisan perjalananku selama mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Namun, seperti dokumentasi perjalanan sebelumnya, Saya hanya mengabadikan diblog pribadiku dan tidak terpikir untuk dibukukan. Singkat cerita, lepaslah Saya dalam pengabdian masa KKN di Desa Mamampang, Tombolo Pao, Gowa.

Sebelum meninggalkan posko, Saya pernah mendengar harapan salah satu tokoh masyarakat disana. Kami berkunjung ke rumahnya, di selimuti dingin dan angin malamnya Tombolopao. Katanya beliau ingin sekali agar desanya ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. Jelas saja, Sayapun baru tau bahwa ada sebuah desa diujung perbatasan Gowa-Sinjai yang tidak kalah indahnya. Padahal tempat tinggal kami berada di Kabupaten yang sama.

Salah satu cara yang beliau tawarkan kepada kami agar kampungnya ini bisa dikenal luas oleh masyarakat adalah melalui mahasiswa-mahasiswa KKN yang telah mengabdi di desanya. Beliau ingin agar kami semua para alumni mahasiswa KKN disana mengabadikan perjalanan menjadi sebuah buku. Buku yang dituliskan oleh kami semua, semacam kesan-pesan yang kami dapatkan selama menempuh masa pengabdian. Dan, harapan beliau kemudian mulai mengacaukan pikiranku, yang sedari tadi mencoba untuk fokus mendengarkan semua kesan-pesan beliau terhadap Kami yang sebentar lagi melepas diri. 

Setelah beberapa hari, kembali teringat pesan beliau. Maka Saya mulai mencoba memulai tulisanku tapi sejatinya belum berniat membukukan. Tak sangka, tulisan itu semakin banyak, dan kurasa sudah tidak layak untuk dimasukkan ke dalam blog pribadi. Ingin mempersingkat, tapi Saya tak mampu memilah cerita yang harus kuhapus, karena menurutku semuanya berkesan. 

Kemudian..

Saya tidak sengaja menemukan sebuah informasi di FB bahwa ada sebuah penerbit baru yang menyediakan jasa penerbitan buku. Jariah Publishing namanya. Beralamat di Jl. Dahlia No.17 Batangkaluku, Sombaopu, Gowa. 



Awalnya Saya berpikir, mungkin harus diseleksi dulu karyanya agar bisa diterbitkan. Tapi, setelah mencari tau apa-apa syaratnya ternyata cukup mudah. Hanya menyiapkan desain sampul dan naskah tentunya. Namun, jika tidak mampu membuat atau mendesain sampul sendiripun tak masalah. Owner telah menyediakan jasa desain sampul dengan beberapa paket yang ditawarkan sesuai keinginan kamu loh. 

dan Sayapun tertarik untuk membukukan tulisan Saya, namun.. hanya untuk konsumsi pribadi dan beberapa orang yang memang berniat untuk membeli buku pertamaku ini.

Alhamdulillah, beberapa orang juga mendukung dan membeli buku Saya, yang menurutku masih banyak yang perlu dikoreksi kedepannya. Dengan bantuan dari Penerbit Jariah Publishing, menerbitkan buku jauh lebih mudah. Ownerpun sangat ramah. Dengan senang hati akan membantu mewujudkan mimpimu untuk menerbitkan buku. Pokoknya recommended lah hehe

Jika kamu masih ragu, mungkin beberapa alasan ini harus Kamu pertimbangkan kenapa Jariah Publishing merupakan solusi yang tepat, diantaranya adalah:

1. Prosesnya cepat

Untuk menerbitkan buku dengan Self Publishing mulai sejak naskah diterima hingga buku tiba ditangan Anda, waktunya maksimal 30 hari kerja.

2. Kualitas Terjamin

Spesifikasi cetakannya: Kertas Isi Bookpaper Imperial 72g, Cover Ivory 260g, Perfect Thermal Binding, Wrapping Shrink & Free Bookmark

3. Harga Terjangkau

Cetak buku murah? Jariah Publishing solusinya. Di Jariah Publishing, Anda dapat menyesuaikan budget dengan jumlah cetakan buku Anda. Layaklah dicap sebagai Penerbit buku murah.

4. Memiliki ISBN

Penerbit Jariah Publishing telah terdaftar di situs isbn.perpusnas.go.id dengan nama Jariah Publishing Intermedia. Anda bisa mengecek buku-buku yang telah mereka terbitkan.


Bagaimana? Menarik bukan? Ayoo, jangan simpan karyamu sendiri. Beri kesempatan untuk orang lain juga menikmatinya. Segera bukukan karyamu di Penerbit Jariah Publishing!

Rabu, 25 Maret 2020

10 kegiatan yang bisa dilakukan saat #dirumahaja

Bismillah..

Beberapa bulan terakhir ini, Kita digegerkan dengan berita tentang virus baru yang merajalela yang kita kenal sebagai virus corona (Covid-19). Virus yang diketahui cukup cepat penyebarannya dan mematikan ini, mampu membuat hampir 2/3 dunia berupaya keras untuk meminimalkan jumlah korban yang terjangkit. Di Indonesia, bahkan telah tercatat ratusan warganya telah terjangkit virus ini. Sehingga pemerintah pun mengambil tindakan untuk mengantisipasi penyebaran virus agar tidak meluas. Beberapa usaha telah dilakukan, salah satunya adalah dengan penyemprotan cairan desinfektan di titik keramaian dan tempat-tempat yang memiliki potensi penularan virus yang tinggi. 

Selain itu, untuk pencegahan secara mandiri, pemerintah dan beberapa kalangan telah mengedarkan anjuran untuk tidak berkegiatan diluar rumah selama pandemi corona atau yang lebih viral dengan hashtag #dirumahaja. Sebagai makhluk sosial, terutama di Indonesia, kita tentunya belum terbiasa dengan menghabiskan waktu dirumah ajah. Nah, untuk memudahkan teman-teman yang belum terbiasa dirumah, ini ada beberapa kegiatan yang bisa dikerjakan selama menjalankan program #dirumahaja 



1. Memaksimalkan Ibadah
Sebagai makhluk yang beragama, sudah pasti kita diwajibkan untuk beribadah kepada Sang Pencipta. Namun, untuk kalian yang rajin datang ke tempat ibadah (Mesjid, Gereja dsb) pastilah kalian sangat sedih karena untuk saat ini kalian belum bisa beribadah disana. Tapi jangan sedih, karena beribadah juga bisa kalian maksimalkan #dirumahaja Insyaa Allah, Sang Pencipta akan memakluminya, tapi ingat juga untuk memperbaiki niat kembali. Bagi umat Islam, kalian masih tetap bisa beribadah dirumah seperti, sholat, membaca Al-Qur'an, puasa dan sebagainya.

2. Bekerja dan belajar secara online
Belakangan ini, kantor, sekolah dan tempat-tempat umum yang bukan bagian dari pelayanan umum langsung dianjurkan untuk libur. Eits, tapi bukan sekedar libur, lebih tepatnya dialihkan #dirumahaja. Jadi kegiatan belajar mengajar melalui media online. Begitu pula dengan absensi pekerja kantoran. Jadi, selama #dirumahaja kalian bisa mengerjakan tugas dari guru atau bos kalian.

3. Fokus mengerjakan skripsi 
Untuk kalian yang masih berjuang menuntaskan skripsi, mungkin ini waktu yang tepat untuk bermesraan kembali dengan skripsi kalian. Seperti yang kita ketahui, skripsi terkadang kita abaikan karena banyaknya aktivitas diluar rumah yang sering kali memaksa kita untuk lebih tertarik dan menghabiskan waktu disana. Namun, dengan adanya anjuran #dirumahaja kurasa inilah saatnya berjumpa kembali dengan skripsi, fokus dan menuntaskannya. Selamat berjuang para pejuang sarjana, saya tau bagaimana suka dukanya sebab saya pernah ada diposisi kalian hehe

4. Istirahat cukup
Karena banyaknya aktivitas tambahan seperti kerja tugas dari sekolah ataupun kantor, memaksa kita untuk tetap terjaga diwaktu-waktu tertentu. Ini juga harus menjadi perhatian penting, karena kurang istirahat dapat menyebabkan imun tidak stabil, sehingga mudah terserang penyakit. Maka jika lelah, istirahatlah. Karena meski #dirumahaja kita juga bisa lelah loh.

5. Quality time dengan keluarga
Untuk kalian yang terbiasa dengan kegiatan diluar rumah, dan sangat jarang berkumpul lagi bersama keluarga, mungkin ini juga salah satu kesempatan untuk memaksimalkan kegiatan bersama keluarga. Ada banyak kegiatan yang bisa kalian lakukan bareng keluarga seperti makan bersama, nonton bersama, cerita-cerita, kerja tugas bareng membersihkan rumah bahkan juga berdiskusi tentang masa depan. Hal ini juga akan meningkatkan hubungan emosional antar keluarga.

6. Menulis
Buat kalian yang gemar menulis, manfaatkanlah waktu ini. Meskipun mungkin akan sedikit terbatasi oleh ruang dan pengalaman baru, tapi kita bisa mengantinya dengan berkhayal yang lebih lepas. Tulislah apapun itu, mungkin topik tentang virus corona ini juga bisa kalian angkat, tapi ingat. Jangan sekali-kali kalian menulis berita hoax yah.

7. Membaca lebih banyak buku
Sangat banyak orang yang rajin membeli buku, tapi belum punya waktu untuk membacanya karena sibuk berkegiatan. Dengan adanya anjuran #dirumahaja, bisa dong buku-buku yang sudah lama tersimpan rapi dirak, kalian coba buka lalu menuntaskannya, mumpung kalian #dirumahaja kan hehe

8. Membuat karya
Punya banyak waktu luang dan kegiatan yang lain telah dilaksanakan, kalian bisa beralih untuk memaksimalkan potensi diri. Contohnya dengan membuat karya, apapun itu. Misalnya, kalian pintar melukis, membuat lagu, membuat video-video atau konten lainnya. Disaat inilah meski #dirumahaja kita harus tetap produktif. Terutama, kita masih bisa menyalurkan hobi kita melalui media sosial, minimal teman-teman kita tau bahwa selama #dirumahaja kita punya kegiatan yang positif.

9. Olahraga/berjemur
Meski #dirumahaja, kita juga tetap harus waspada terhadap virus corona ini. Yah selain mengkonsumsi makanan sehat kita juga harus mengatur pola hidup sehat, contohnya dengan olahraga. Salah satu hal yang bisa kalian lakukan #dirumahaja adalah dengan menjemur diri dibawah sinar matahari pagi. Olahraga itu penting, jangan hanya rebahan yah.

10. Bermain game
Yah, tidak dapat dipungkiri, sebagian besar orang Indonesia sangat gemar bermain game. Entah melalui gadget masing-masing atau juga melalui permainan tradisional. Tapi bermain game juga harus dibatasi. Jangan sampai waktunya habis karena bermain game saja. Opsi ini hanya dijadikan selingan kalau lagi bosan, tapi bukan prioritas yah.

Itulah 10 kegiatan yang bisa dilakukan #dirumahaja. Tetap jaga kesehatan dengan mengkonsumsi vitamin C dan E yang cukup, berjemur di matahari pagi, minum air hangat dan istirahat yang cukup. Tetap waspada tapi jangan panik. Pikirkan hal-hal positif tentang virus ini agar psikis kalian tetap baik. Insyaa Allah, virus bisa kita lawan dengan imun tubuh yang maksimal. Ingat yah untuk saat ini kalian #dirumahaja jika tidak ada kegiatan yang terlalu penting. Oke?

Jika kalian punya rekomendasi kegiatan yang belum tertulis diatas, silahkan tulis dikolom komentar untuk menambah referensi pembaca artikel ini, Terima kasih, semoga bermanfaat...

#Alifah Nurkhairina
Menulis #dirumahaja