Rabu, 24 April 2019

Praktek Lapang Terpadu: Resah yang seru

(Cobalah membaca ini sambil memutar lagu Tulus/Glen Fredly - Adu Rayu)

Malam ini bersama lantunan lagu dari tulus dan beberapa lagu yang sempat terdengar saat dibus kala itu masih kuingat jelas, menemaniku berjelajah kembali ke moment-moment beberapa hari yang lalu, Langsung saja, dari sini. kuceritakan sebuah perjalanan singkat yang kenangannya cukup menggangguku akhir-akhir ini...




Jauh hari sebelum melanjutkan amanah ini, ada satu hal yang membuatku resah. Semester ini adalah waktu dimana praktek lapang harus diadakan dan kuberanikan untuk tetap melanjutkan, bersama orang-orang yang siap membantuku, kuharap. Bismillah, lalu terucap.

Setelah tiba hari yang dinanti. Kami dari Dasar-dasar Agronomi dan Agroklimatologi "dipaksa" untuk bekerja sama dalam menyukseskan praktek lapang katanya. Kamipun mencoba menyatukan pendapat dan membunuh ego tentunya. Meski sebelumnya sempat resah dan hampir putus asa, namun ternyata hasrat untuk merealisasikan praklap ini begitu bergelora.

Segala persiapan telah coba dimatangkan. Rapat-evaluasi-komunikasi-dan ikatan batin kita eratkan, kita gencarkan untuk meminimalisir segala kemungkinan terburuk yang sepertinya berpeluang terjadi. Antar surat perizinan, sosialisasi kepada praktikan sampai perdebatan dalam grup whatsapp yang sempat menyita perhatian, Alhamdulillah, bisa kami tanggalkan.

Membagi dua gelombang, adalah keputusan yang cukup berat. Disatu sisi, kami terkendala dengan situasi dan kondisi disisi lain tidak ada niat untuk mengecewakan adik-adik praktikan dengan memisahkan mereka menjadi dua bagian. Yang katanya cerita praklap ini kurang seru nantinya. Ah, kami mulai bingung. Tapi tetap, kami tidak bisa memaksakan kehendak. Kembali, mencari jalan terbaik untuk meminimalisir kemungkinan terburuk. Akhirnya...

Kami berangkat dua gelombang. Gelombang pertama Tanggal 12-14 April 2019 dengan membawa 154 orang praktikan dan Gelombang kedua 19-21 April 2019 dengan membawa 142 orang praktikan di dua lokasi, Pinrang (Tiroang dan Malimpung) dan Sidrap (Lanrang). Tak lupa juga dari asisten Dasar-dasar Agronomi berjumlah 20 orang dan asisten Agroklimatologi berjumlah 16 orang.


Dokumentasi foto asisten DDA dan Agroklimatologi gelombang 1
-wajah-wajah yang kalian temui saat asistensi-




Foto bersama asisten dan dosen matakuliah


Kami berkumpul di Gedung Teaching Industry Universitas Hasanuddin pukul 19.00 hari jumat. Berangkat bersama dengan harapan akan kembali membawa pulang kenangan nantinya. Berdoa sebelum memulai perjalanan tak luput kami lambungkan kepada Tuhan, agar perjalanan ini berjalan sesuai harapan. Tiga bus biru besar siap membawa kami berjelajah selama kurang lebih dua hari 2 malam. Lantunan musik dan beberapa orang yang coba mengabadikan moment ini melalui telpon genggam mereka, menjadi teman perjalanan kami. Membagikan beberapa video singkat untuk dijadikan kenangan atau hanya sekedar berbagi kabar. Tak hanya itu, beberapa percakapan singkat dan kejadian-kejadian yang tak bisa dilupakan menjadi cerita yang bisa kami bawa pulang saat bertemu di kampus. Dan tak sedikit pula yang memutuskan untuk menutup mata, karena mungkin siang tadi dia lelah menyelesaikan tugas dan asistensi. Malam itu, terasa hangat bersama kawan-kawan yang hebat.

Tibalah kami, sekitar pukul 02.00 dini hari.

Kami disambut oleh kak Asma. Kakak yang dengan ikhlasnya membantu kami mencarikan penginapan dan juga konsumsi untuk dua hari kedepan. Praktikan lalu masuk kerumah singgah mereka, dan kamipun terlelap.

Foto bersama asisten Dasar-dasar Agronomi dan Pak Mollah

Esoknya, tepatnya hari sabtu. Sang fajar tiba-tiba muncul, memaksa kami segera bangkit dari tidur. Pagi itu kami telah siap. Sekitar pukul 08.00 kami bergegas menuju ke lokasi praktek lapang DDA (Dasar-dasar Agronomi). Malimpung, tujuan kami. Disana kami disuguhkan hamparan lahan dengan berbagai varietas yang dikembangkan. Tak hanya ilmu, kamipun dipersilahkan membawa pulang hasil tanam mereka, seperti melon, semangka,cabai dan masih banyak yang lainnya. Meski terik matahari sempat mengganggu semangat kami, namun sekiranya melon segar bisa menjadi penawarnya hehe.

Setelah itu, kami beranjak menuju ke lokasi kedua. Lanrang, kami datang. Ini adalah lokasi praktek lapang Agroklimatologi. Dimana disana kita disuguhkan beberapa alat klimatologi yang masih berfungsi, contohnya panci evaporasi, aws, lysimeter, obs, helman, anemometer dan wind vane (mungkin hanya anak agroklimatologi yang mengerti hehe). Betul-betul kami diizinkan untuk bisa melihat langsung benda yang selama ini kami bicarakan hanya pada saat praktikum saja. Selepas itu, kami mengabadikan beberapa gambar. Berfoto bersama asisten, praktikan atau hanya sekedar memotret lanskap alam. Hanya untuk meninggalkan jejak, bahwa kami pernah ada disini.


Foto bersama praktikan kelompok 1


Foto random asisten dan praktikan

Kami pun pulang. Senja menemani perjalanan kami. Dia terlihat berseri meski sempat ada awan hitam menghantui. Sesampainya dipenginapan kami berpisah. Menuju ke kesibukan masing-masing. Membersihkan diri lalu menunaikan sholat magrib. Setelah itu pukul 20.00 kami berkumpul kembali untuk evaluasi dan bercerita tentang hari ini.

Setelah evaluasi materi, praktikan kami pulangkan kembali. Untuk beristirahat dan memulihkan diri. Sedangkan kami para asisten, rapat dan evaluasi kembali, agar esok akan lebih baik. Mengoreksi kesalahan, berusaha membuat praktikan lebih nyaman. Setelah itu kami memberi juga kesempatan raga kami untuk mengisi kembali energi.



Foto beberapa asisten dan praktikan gelombang 2



Sebagian ole-ole melon

Tibalah hari minggu, untuk sebagian orang ini sangat ditunggu. Namun, bagiku ada sedikit pilu. Memang dari dulu saya tak berkawan baik dengan perpisahan. Selalu saja ada sesuatu yang belum bisa terlepas. Mungkin hampir belum ikhlas. Selalu ada kata yang berhasil kutulis dalam setiap perjalanan. Selalu ada harap yang sepertinya tak bisa terungkap.

Tentang tragedi susuberuang atau youC, tentang baper satu sama lain, atau bahkan tentang cinta lokasi yang sempat mewarnai, Belum lagi tentang fenomena mabuk bus yang kerap kali menghantui perjalanan kami, sehingga tidak jarang ada yang dengan ikhlasnya memuntahkan kembali sebagian isi perutnya. Moment-moment makan bersama dan dipaksa harus waspada karena seketika nasi yang ada dipiringmu tiba-tiba bertambah (ada seseorang dengan sengaja menambahkan tanpa izin sebelumnya). Suasana malam, yang hanya bisa dihangatkan dengan canda dan kerokan dari teman seadanya.

ah semua ini adalah hal-hal yang pastinya akan kami kenang nantinya. Namun sayang, pak supir sudah meminta kami bergegas naik ke busnya. Memaksa kami untuk tidak berlama-lama tenggelam dalam sedih yang berlarut.

Untukku pribadi, kusempatkan melihat semua hal-hal sekitar sebelum pulang. Melihat praktikan yang tengah asyik mengabadikan moment, menatap wajah lelah para asisten yang beberapa hari ini tenaga, waktu dan pikirannya terganggu untuk mengurus praktek lapang ini ataupun melihat pemandangan yang telah menjadi saksi bahwa kami pernah bersua disini. Lalu saya tersenyum dan berbicara dalam hati, bahwa ternyata saya sanggup. Bahwa ternyata jauh harapanku tentang praktek lapang ini bisa menjadi moment kita semakin kompak dalam segala hal. Alhamdulillah, berhasil mencipta rasa puas dan syukur yang tidak ada hentinya. Tentang bagaimana menciptakan kecerian disekitar kita kepada siapapun, apapun dan dimanapun. Saya percaya, bahagia itu sederhana, bahagia itu kita yang ciptakan.

Lalu saya mencoba perlahan melepas semuanya agar tidak ada lagi kisah yang tertinggal. Sepertinya memang sulit. Namun, kakiku harus kupaksa menginjak lantai bus itu, karena pak supir sudah semakin marah dan sudah tak sabar menutup pintu mobilnya. ditambah lagi suara klakson yang sudah begitu nyaring memakiku.

Hehehe..............

Cerita singkat ini mungkin hanya segelintir orang yang paham (mungkin lagi hanya mahasiswa agroteknologi yang mengerti). Namun, seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, Saya sering mengabadikannya menjadi sebuah tulisan. Mungkin sebagian orang ini terkesan berlebihan, tapi tak mengapa, saya persembahkan tulisan ini untuk mereka yang terlibat langsung, pernah terlibat atau yang hanya sekedar penasaran. Bukankah dengan menulis, kita bisa berbagi kisah untuk mereka yang awam? Bukankah dengan membacanya kembali, kita bisa berjelajah saat rindu itu hadir lagi?

Ah, saya hanya ingin meminta maaf jika dari saya pribadi sempat melukai raga maupun batin.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Untuk asisten yang sudah bekerja sama saling bahu membahu menyukseskan praktek lapang ini dan segala kenangan-kenangan yang mulai kita ceritakan selepas pulang. Ketahuilah menjadi asisten praktikum tak semudah yang kalian lihat.

Untuk praktikan Agroteknologi angkatan 2018 yang sejauh ini tidak banyak tingkah, membuat kami tidak banyak kerja keras. Untuk alam, karena sudah menjadi latarbelakang lalu mengindahkan perjalanan kami. Terutama untuk Allah, yang masih memberi izin agar kami tetap saling merangkul dalam damai dan senyum. Semoga kedepannya silaturahmi tetap terjaga baik. Terima kasih sekali lagi! Semoga lelah kita, bukan hanya sekedar cerita.

Kalau kalian tanya bagaimana perasaanku? sudah jelas. Saya akan merindukannya, pasti.

Video Dokumenter Praktikum DDA



Sungguminasa, 23 April 2019
Ditulis pukul 21.35 - 23.31 WITA
Alifah Nurkhairina



#koalisiDDAdanAklim
#Dasar-dasarAgronomi
#Agroklimatologi
#adayangbeda

6 komentar:

  1. Mantap kali koas...
    Lanjut semester depan 😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagaimana mungkin aku mengambil tahtamu? Kaulah yang lanjutkan. Pimpin anak-anak jadi lebih baik dari sebelumnya dek, bisa ini bisa haha

      Hapus
  2. Auto ingin praklap lagi kak ��������

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih ada praklap selanjutnya menunggu diks, jadi serukanlah hehe. Btw makasih sudah koment 🙏🙏😊

      Hapus
  3. setiap dengar lagu monita-memulai hari baru, selalu flashback dengan praklap aklim-dda, thanks kanda sudah menyumbang beberapa memori indah untuk dikenang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo diks, terima kasih juga ya sudah mampir dan komentar di blog ku. Sama-sama dek, sengaja di bikinkan untuk mengulang kenangan memang hehehe

      Hapus