Selasa, 25 Februari 2020

Berdamai dengan diri sendiri


Pernahkah kau merasa bahwa selama ini kau hanya berpura-pura menjadi orang lain untuk mewujudkan beberapa impian yang telah lama kau harapkan? atau pernahkah kau berada di lingkungan yang memaksamu untuk tampil tapi bukan dengan gayamu sendiri?

Kalau saya, yap. Pernah..

Saya mendapati diriku benar-benar bukan diriku. Saya berusaha mencari perhatian beberapa orang dengan tampilan yang sayapun tak menyangka darimana asalnya. Saya pernah berusaha menjadi orang lain, demi menggapai mimpi. Dihadapkan oleh beberapa jenis karakter dan berdrama dengannya. Seringkali, Saya berkata dalam hati, kenapa saya ini? Benar-benar melampaui dari wujud asli.

Saya sering mencoba terus untuk menjadi orang lain, karena belum percaya diri. Masih sangat sulit untuk menerima kenyataan, tentang kepribadianku ini. Takut, jika lingkungan sekitar tidak memberikan kesempatan untuk diriku berekspresi, dengan versiku sendiri. Saya tidak tau apakah hal ini juga sering mengganggu tidur malammu. Takut mengecewakan hati orang lain, tapi sejujujurnya sedang menimbun luka dibatin. Yap, Saya sering menjelma menjadi pribadi yang tak kusenangi, demi untuk mengharap respect dari orang lain, tapi..

Sampai suatu ketika, kecewa itu tiba. Saat saya dipermalukan oleh ekspektasi yang berlebihan, dan dihancurkan oleh realita yang jauh dari harapan.

Sehingga, Pada akhirnya Saya telah memilih, untuk kembali mempercayai diriku sendiri.
Saya belajar menerima diri sendiri, untuk lebih yakin tentang potensi diri. Saya memeluknya kembali.

Saya belajar memahami, bahwa tidak semua yang kusenangi harus kumiliki
Yakinlah bahwa semua yang pergi, pasti akan terganti.
Entah akan hadir yang lebih baik lagi.
Atau yang dulu pergi akan digenggam kembali.

Saya harus menerima dia, yaitu diriku sendiri
Tentang kelebihan dan kekurangannya, Saya harus refleksi diri.
Kini, Saya harus menerima kenyataan kembali.
Bahwa tidak ada yang lebih baik, selain kembali percaya pada diri sendiri.

Entah orang yang kau sayangi akan menepi, atau bahkan semakin mencintai.
Semua itu adalah hadiah dari konsekuensi
Bahwa Saya harus menanggungnya seorang diri.
Suka, duka, bahagia, sedih, itu semua tak bisa terwakili.

Ikuti, atau tidak sama sekali. Kau hebat dengan jalurmu sendiri, bukan dengan wujud yang belum kau yakini. Perihal respon orang tentang diriku saat ini, saya sudah tidak peduli. Saya bangga dengan langkahku sekarang ini.. Inilah, saya yang terkini, dengan banyak mimpi yang masih berusaha kugapai disetiap hari. Terima kasih, untuk diri.

Tulisan ini bukan hanya sekedar curahan hati, tapi lebih kearah refleksi diri. Baik untuk Saya pribadi, atau untuk orang-orang baik yang sedang membaca ini. Kuharap segala yang terbaik akan selalu menghampiri. Aamiin..

#Alifah Nurkhairina
Bulukumba, 25 Februari 2020
ditulis Pukul 02.25 WITA